farmakologi obat anti hipertensi dan cardiovascular

LAPORAN FARMAKOLOGI
OBAT KARDIOVASKULER DIURETIK DAN ANTI HIPERTENSI
Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah praktikum gizi dalam keperawatan
Dosen Pengampu
Vella Lailli Damarwati, S.Farm. Apt
logo-unisa-bw-transparent-500px.png




Disusun oleh :
Kelompok C3
Feryanta putra utama               1610201159    Meggawati Sahyub Putri          1610201189
Abdillah Harahap                    1610201160    Widhiyarini Pangestika                        1610201190
Nanda Putri Oktavia                1610201183    Bekti Pratiwi Utami                  1610201191
Arum Isranda Ningsih              1610201184    Olivia Fernanda                                   1610201192
Aninda Ayumas Kusumadewi             1610201185    Ratih Hernawati                       1610201193
Nova Sri Lestari                       1610201186    Hendri                                     1610201216
Reni Mukha                             1610201187    Royan Fajar Agtrianto              1610201217
Retno Pangestuti                      1610201188    Nina Oktafianti                                  201510201190

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2016/2017
A.    OBAT-OBAT CARDIOVASCULAR DAN DIURETIK

1. NITROCINE INJ
INDIKASI
Bedah : mengontrol dengan cepat hipertensi selama bedah jantung, menurunkan tekanan darah & menjaga hipotensi yang terkontrol selama prosedur bedah, mengkontrol iskemia miokardial selama dan setelah bedah kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah). Angina tak stabil yang kebal terhadap pengobatan dengan ß-bloker dan Nitrat sublingual (di bawah lidah). Gagal jantung kongestif sekunder yang tak responsif terhadap infark miokardial akut.
KONTRA INDIKASI
Anemia yang jelas, perdarahan otak berat, hipovolemia tak terkoreksi atau hipotensi berat. Pasien dengan kecenderungan glaukoma sudut tertutup.
EFEK SAMPING
Sakit kepala, mual, hipotensi, takhikardia, muntah-muntah, pembentukan keringat yang banyak, ketakutan pada sesuatu yang akan terjadi, keresahan/kegelisahan, otot berkedut/bergerenyet, rasa tidak enak di belakang tulang dada, berdebar, pusing, nyeri perut, Bradikardia paradoksikal.
CARA PEMBERIAN
Pembedahan : dosis awal 25 µg/menit, bisa ditingkatkan dengan kenaikan 25 µg/menit pada jarak waktu 5 menit sampai tekanan darah stabil.
Iskemia miokardial perioperatif : dosis awal 15-20 mg/menit kenaikan berikutnya 10-15 µg/menit sampai efek yang dibutuhkan tercapai.
Gagal jantung kongestif unresponsif : dosis awal 20-25 µg/menit, dapat diturunkan menjadi 10 mg/menit atau ditingkatkan secara bertahap dengan peningkatan sebesar 20-25 µg/menit tiap 15-30 menit sampai efek yang diinginkan tercapai.
Angina tak stabil : dosis awal 10 µg/menit dengan peningkatan sebesar 10 µg/menit yang dilakukan dengan jarak waktu sekitar 30 menit tergantung pada kebutuhan pasien.
2.  INDERAL TAB
INDIKASI
Angina
Aritmia
Hipertensi
Pencegahan Migrain

KONTRA INDIKASI
·         Penderita asma bronkial dan penyakit paru obstruktif menahun yang lain.
·         Penderita asidosis metabolik (diabetes militus ).
·         Penderita dengan payah jantung termasuk payah jantung terkompensasi dan yang cadangan kapasitas jantung kecil.
·         Kardiogenik syok.
·         Bila ada "atrio-ventricular (A-V) blok " derajat 2 dan 3.

EFEK SAMPING
a)      detak jantung cepat, lambat atau tak teratur
b)      kepala berkunang-kunang, pingsan
c)      pembengkakan tumit atau kaki
d)     mual, nyeri perut bagian atas, gatal, hilang nafsu makan, urin berwarna gelap, feses berwarna pucat, sakit kuning (kulit atau mata kekuningan)
e)      terasa dingin di kaki dan tangan
f)       depresi, kebingungan, halusinasi
g)      reaksi kulit parah—demam, sakit tenggorokan, pembengkakan pada wajah atau lidah, rasa terbakar pada mata, kulit terasa perih, diikuti ruam berwarna kemerahan atau keunguan yang menyebar, khususnya pada wajah atau tubuh bagian atas, menyebabkan kulit melepuh dan mengelupas
h)      mual, muntah, diare, konstipasi, kram perut
i)        menurunnya nafsu seksual, impotensi, kesulitan mencapai orgasme
j)        masalah tidur (insomnia)
k)      merasa lelah

CARA PEMBERIAN
Dosis umum dewasa untuk Hipertensi
Dosis awal:
Immediate-release: 40 mg diminum langsung 2 kali sehari
Sustained-release: 80 mg diminum 1 kali sehari
XL sustained-release: 80 mg diminum satu kali per hari saat waktu tidur
Dosis pemeliharaan:
Immediate-release: 120 – 240 mg diminum langsung per hari
Sustained-release: 120 – 160 mg diminum langsung per hari
 80 – 120 mg diminum satu kali per hari saat waktu tidur
Dosis maksimum:
IR/SR: 640 mg/hari
XR: 120 mg/hari
Dosis umum dewasa untuk Angina Pectoris
Immediate-release: Dosis harian total sebanyak 80 – 320 mg yang dikonsumsi 2 – 4 kali sehari dilaporkan dapat menaikkan tingkat toleransi untuk beraktivitas dan mengurangi perubahan iskemia pada ECG.
Sustained-release:
Dosis awal: 80 mg dikonsumsi sekali sehari. Dosis harus dinaikkan secara bertahap pada interval 3 – 7 hari . Dosis optimal rata-rata sekitar 160 mg sekali sehari
Dosis maksimum: 320 mg/hari
Dosis umum dewasa untuk Arrhythmias
Immediate-release: 10 – 30 mg dikonsumsi 3 hingga 4 kali sehari, sebelum
makan dan saat mau tidur
IV: 1 – 3 mg diatur sehingga laju tidak melebihi 1mg/menit. Waktu yang cukup harus disediakan agar obat dapat mencapai titik sakit walaupun sirkulasi lambat. Dosis kedua dapat diberikan setelah 2 menit. Setelahnya,  tambahan obat tidak boleh diberikan dalam waktu kurang dari 4 jam.
Dosis umum dewasa untuk Myocardial Infection
Immediate-release:
Dosis awal: 40 mg diminum 3 kali sehari untuk sebulan, lalu dosis dinaikan sampai 60 – 80 mg, diminum 3 kali sehari.
Dosis pemeliharaan :180 – 240 mg diminum per hari dalam dosis terbagi (2 – 4 kali sehari)
Dosis maksimum: 240 mg/hari
Dosis umum dewasa untuk Migrain Prophylaxis
Immediate-release:
Dosis awal: 80 mg dikonsumsi langsung sehari dalam dosis terbagi
Dosis pemeliharaan :160 – 240 mg diminum per hari dalam dosis terbagi
Sustained-release:
Dosis awal: 80 mg diminum sehari dalam dosis terbagi
Dosis pemeliharaan :160 – 240 mg diminum per hari
Dosis maksimum: 160 – 240 mg/hari
Dosis umum dewasa untuk Benign Essential Tremor
Immediate-release:
Dosis awal: 40 mg diminum 2 kali sehari
Dosis pemeliharaan :120 – 320 mg diminum per hari
Dosis umum dewasa untuk Aortic Stenosis
Immediate-release: 20 hingga 40 mg dimakan 3 hingga 4 kali sehari, sebelum makan dan sebelum tidur.
Sustained-release: 80 hingga 160 mg dimakan sehari sekali
Kegunaan: Hypertrophic Subaortic Stenosis
Dosis umum dewasa untuk Pheochromocytoma
Immediate-release:
Sebelum prosedur operasi: 60 mg diminum dalam dosis terbagi untuk 3 hari sebelum pembedahan sebagai terapi penunjang hingga penghambatan adrenegik-alfa.
Manajemen untuk tumor tak teroperasi: 30 mg dimakan setiap hari dalam dosis terbagi sebagai terapi penunjang hingga penghambatan adrenegik-alfa.
Dosis umum dewasa untuk Atrial Fibrillation
Immediate-release:
10 – 30 mg diminum 3 atau 4 kali sehari sebelum makan dan sebelum tidur
Dosis umum anak-anak untuk Arrhythmias
Oral:
Dosis awal: 0.5 – 1 mg/kg/hari hari dalam dosis terbagi tiap 6 hingga 8 jam; naikkan dosis setiap 3 – 5 hari
Dosis harian: 2 – 4 mg/kg/hari; dosis tinggi mungkin diperlukan; jangan melebihi 16 mg/kg/hari
IV: 0.01 – 0.1 mg/kg injeksi IV lambat lebih dari 10 menit
Dosis maksimum: 1 mg (bayi); 3 mg (anak-anak)
Dosis umum anak-anak untuk Hipertensi
Anak-anak
Immediate-release
Dosis awal: : 0.5 – 1 mg/kg/hari dalam dosis terbagi tiap 6 hingga 12 jam; naikkan dosis bertahap setiap 5 – 7 hari
Dosis harian: 1 – 5 mg/kg/hari
Dosis maksimum: 8 mg/kg/hari
Anak anak dan remaja 1 hingga 17 tahun
Immediate-release
Dosis awal: : 1 – 2 mg/kg/hari dalam 2 hingga 3 dosis terbagi/hari, titrasi dosis sesuai respon pasien terhadap pengobatan
Dosis maksimum: 4 mg/kg/hari mencapai 640 mg/kg/hari; formula dosis efek berkelanjutan dapat diberikan 1 kali/hari (sumber: National High Blood Pressure Education Program Working Group on High Blood Pressure in Children and Adolescents).
Dosis umum anak-anak untuk Thyrotoxicosis
Oral
Neonatal: 2 mg/kg/hari dalam dosis terbagi setiap 6 hingga 12 jam; dosis lebih tinggi mungkin dibutuhkan dari waktu ke waktu.
Remaja: 10 – 40 mg/diberikan tiap 6 jam
Dosis umum anak-anak untuk Hemangioma
Larutan oral Propranolol 4,28 mg/ml:
Terapi awal untuk usia 5 minggu – 5 bulan :
Dosis awal: : 0.15 ml/kg(0,6 mg/kg) diminum 2 kali/hari dengan jeda paling tidak 9jam.
Setelah 1 minggu: naikkan dosis hingga 0,3 ml/kg (1.1 mg/kg) diminum 2 kali/hari dengan jeda paling tidak 9 jam.
Setelah 2 minggu: naikkan dosis hingga 0,4 ml/kg (1.7 mg/kg) diminum 2 kali/hari dengan jeda paling tidak 9 jam, lanjutkan pemberian dosis hingga 6 bulan.
3. CORDARON INJ
Nama obat : cordaron inj
            INDIKASI
Gangguan irama atrium , sinus takhikardi , ekstrasistol atrium , geletar serambi.
 Gangguan junctional  rhythm : junctional tachycardian dengan ritme resiprokal.
Gangguan ritme ventrikel : takhikardi dan ekstrasistol ventrikel
KONTRA INDIKASI
situs  bradikardia , blok SA , blok astrio – ventrikular distiroidisme , kehamilan Hipotensi atrial berat , kolaps pada jantung dan pembuluh darah , insufisiensi jantung akut , intoleransi lodin
farmakokinetik : 
Penyerapan :  
setelah dosis oral tunggal Cmax kadar plasma dicapai setelah 3-7 tidak . namun,  efek terapi biasanya berkembang dalam waktu seminggu setelah dimulainya dosis   ( beberapa hari ke 2 minggu ) . biovailabilitas setelah pemberian oral pada pasien yang berbeda bervariasi dari 30 % untuk 80% ( nilai rata rat sekitar 50 % ) . dan konsentrasi amiodoran dalam darah menurun dengan cepat karena yang memasuki jaringan . dengan tidak ada nya suntikan berulang dari penarikan bertahap dari amiodaron dalam pendahuluan / penunjukan obat dalam amiodarone terakumulasi dalam jaringan
distribusi : 
obat ini dijelaskan oleh penggunaan dosis pembebanan , yang ditunjukan untuk mencapai tingkat yang diperlukan penetrasi jaringan yang cepat  hal ini menyebabkan mereka untuk menunjukan efek terapi amiodaron
metabolisme :
 inhibitor dari mikrosomal hepatik isoenzim oksidasi misalnya CYP2C9 ,     CYP2D6 ,  CYP3A4
dedukasi         :
 obat in dijelaskan oleh penggunaan dosis pembebasan , yang ditujukan untuk mencapai tingkat yang diperlukan kain perendaman  cepat hal ini menyebabkan mereka untuk menunjukan efek terapeutik sedangkan dalam situasi klinis khusus sedikit diekskresikan oleh ginjal , oleh karena itu pada pasien dengan gagal ginjal tidak memerlukan dosis koreksi 
            FARMAKODINAMIK
obat ini digolongkan sebagai obat antiaritmia , kelas 3 ini digunakan untuk menanggulangi vebtrikular fibrilasi atau vebtrikulasi takikardi tak stabil yang sukar disembuhkan dengan obat antiarimia lainnya atau pasien tidak toleran terhadap obat lain berdasarkan kondisinya dan obat ini juga tidak dianjurkan  untuk  ibu hamil  karena akan memiliki indeks kehamilan yang mungkin membahayakan janin atau memicu penyakit gondok bawaan , dan hipo atau hipertiroid .
Efek Samping : 
mikrodeposit , fotosensitisasi dan pigmentasi kornea  
Hipertiroidisme atau hipotiroidisme , pneumopati interstitial diffus yang bersifat reversibel
Cara pemberian : 
·         dapat diberikan bersama atau tanpa makanan
·         berikan secara konsisten dengan mempertimbangkan waktu makan
·         berikan bersama makanan jika digunakan dosis tinggi atau untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI            
Hal –hal yang diperhatikan dalam proses perawatan :
·         terpapar sinar matahari
·         monitor TD dan fungsi tiroid teratur
·         hipertensi atrial , insufisiensi pernafasan
·         Miokardiopati ,gagal jantung berat
4. PERDIPINE INJ
 Nama obat : perdipine inj
            INDIKASI
hipertensi emergensi . hipertensi krisis selama pembedahan
            KONTRA INDIKASI
pasien yang kemungkinan hemostasis tidak lengkap dengan perdarahan intrakranial ,  pasien dengan peningkatan tekanan intrakranial saat fase akut stroke serebral , pasien dengan riwayat hipersensitif terhadap produk ini
FARMAKOKINETIK
linear dalam rentag dosis 0,5 -40 mg/jam pada penghentian infus konsentrasi nicardipine HCI menurut dengan cepat , hingga setidaknya 50% selama 2 jam pertama setelah infus diberhentikan . konsentrasi plasma meningkat dengan laju perlahan setelah beberapa jam pertama dan mencapai steady state pada 24-48 jam . bersihan plasma total ( CI) adalah 0,4 l / jam .kg dan volume distribusi (Vd) menggunakan model nonkompartemen adalah 8,3 l /kg . efek nicardipine pada tekanan darah mempunyai korelasi signifikan dengan konsentrasi plasma .
FARMAKODINAMIK
efek yang sama dengan nifedipin dan menghasilkan reduksi yang lebih kecil dari kotraktilitas miocardial . dan nicardipine menghambat ion calsium memasuki slow channel atau select voltage – sensitive areas dari otot polos vascular dan myocardium selama hipolaritas , yang menghasilkan suatu relaksasi otot polos vaskular koroner dan vasolilatasi koroner meningkatkan myocardinal oxygen delivery pada pasien angina vasospastik
Efek samping :
·         lleus paralitik mungkin dapat terjadi jika tanda- tanda normal maka pemberian nicardipine HCI harus di hentikan dan langkah yang tepat harus diambil
·         hipoksemia jarang terjadi jika tanda –tanda abnormal muncul , maka pemberian nicardipine HCI harus dihentikan dan langkah yang tepat harus diambil
·         trombositopenia mungkin terjadi . pasien harus dipantau secara hati – hati dan jika tanda abnormal muncul maka pemberiannicardifine HCI harus dihentikan
·         gangguan fungsi hati dan jaundice : gangguan fungsi hati yang  terkait dengan peningkatan AST(GOT ) , ALT (GPT ) dan jaundice mungkin terjadi dan pasien harus dipantau secara hati – hati
CARA PEMBERIAN
Larutan diberikan secara infus drip intravena dengan kecepatan infus awal 2-10 mcg/ kg /menit sampai nilai tekanan darah yang diinginkan tercapai dan selanjutnya dapat disesuaikan dengan pemantauan untuk menjaga tekanan darah . untuk menurunkan tekanan darah yang cepat , nicardipine HCI dapat diberikan dengan dosis lengkap 10-30 mcg/kg dengan injeksi intravena
Hal –hal yang perlu diperhatikan dalam proses perawatan :
pada pasien dengan hypertensiive emergencies jika kontrol tekanan darah diperlukan setelah tercapai tekanan darah yang diinginkan dan jika pemberian secara oral memungkinkan pemberian obat secara oral harus dilakukan
·         pasien dengan gangguan hati dan ginjal . secara umum hipotensi akut pada pasien dengan gangguan ginjal berat dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal
·         penggunaan nicardipine HCI dapat memperburuk gejala stenosis aorta
·         jika muncul rasa nyari atau kemerahan pada area penyuntikan setelah pemberian nicardipine HCI jangka panjang , maka area penyuntikn harus dipindahkan
·         seperti obat parenteral lain , partikel dan perubahan warna sediannya injeksi nicardipine HCI harus diperiksa secara visual sebelum diberikan . larutan nicardipine HCI jernih dan berwarna kuning pucat
5. DIGOXIN
Nama Obat : Digoxin
INDIKASI
Gagal jantung kongestif akut dan kronik. Takikardi supraventrikuler paroksismal.
KONTRA INDIKASI
Blok AV total dan blok AV derajat 2 (2:1), henti sinus, sinus bradikardi yang berlebihan, pemberian kalsium parenteral.
            INTERAKSI OBAT
Antibiotik seperti eritromisin dan tetrasiklin, kalsium dosis tinggi, obat psikotropik termasuk litium dan simpatomimetik, kuinidin, antagonis Ca, terutama verapamil; amiodaron, spironolakton dan triamteren, diuretik tiazid, kortikosteroid dan amfoterisin B; kolestiramin, kolestipol, antasid dan neomisin.
Farmakodinamik/Farmakokinetik:
Onset of action (waktu onset) : oral : 1-2 jam; IV : 5-30 menit
Peak effect (waktu efek puncak) : oral : 2-8 jam; IV : 1-4 jam
Durasi : dewasa : 3-4 hari pada kedua sediaan
            EFEK SAMPING
Penurunan segmen ST pada EKG, pruritus, urtikaria, ruam makular, ginekomastia, gangguan SSP, anoreksia, mual, muntah, gangguan kecepatan denyut jantung, kondisi, dan irama jantung.
            PEMBERIAN OBAT
Diberikan sebelum atau sesudah makan.
Perhatian:
Usia lanjut, kor pulmonalis kronik, insufisiensi koroner, gangguan eletrolit, insufisiensi ginjal dan hati.
6. LANOXIN
INDIKASI
Gagal jantung, takhikardi supraventrikular.
KONTRA INDIKASI
Disritmia supraventrikular yang disebabkan oleh sindroma Wolff-Parkinson-White, hipersensitivitas terhadap glikosida jantung.
FARMAKOKINETIK/FARMAKODINAMIK
Untuk orang dewasa & anak berusia di atas 10 tahun.
Dosis awal cepat : 0,75-1,5 mg sebagai dosis tunggal.
Dosis awal lambat : 0,25-0,75 mg sehari selama 1 minggu.
EFEK SAMPING
Mual, muntah, anoreksia (kehilangan nafsu makan), diare, nyeri perut, pengeluaran air liur, berkeringat, sakit kepala, nyeri pada wajah, lemas, lelah, mengantuk, depresi, disorientasi, kekacauan mental, delirium, halusinasi, gangguan penglihatan. Kontraksi prematur ventrikel,efek konduksi dan aritmia atrial atau ventrikular.
Hipokalemia.
CARA PEMBERIAN
Injeksi
PERHATIAN
Miokarditis akut yang disertai dengan gagal jantung, gagal ginjal (turunkan dosis dan monitor dengan ketat), hipokalemia, hiperkalsemia, hipomagnesemia, hipotiroidisme, Lanoxin jangan diberikan selama 24-48 jam sebelum elektrokonversi.

7.  DILTIAZEM TAB
Nama obat : Diltiazem tab
            INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI
Ø  Indikasi  :
·         Mengobati angina pektoris,terapi profilaksis angina pektoris  varian dan angina karena kejang arteri koroner.
·         Untuk mengobati hipertesi ringan sampai sedang, baik sebagai terapi Tunggal maupun kombinasi dengan anti hipertensi lainnya.
Ø  Kontra Indikasi :
-          Jangan menggunakan obat ini pada pasien yang mempunyai riwayat Hipersensitif terhadap diltiazem atau obat-obat yang termasuk golongan calcium channel blockers lainnya.
-          Diltiazem tidak boleh diberikan pada penderita gagal jantung kongestif , karena bisa menyebabkan perburukan klinis.
-          Pasien yang mengalami syok kardiogenis ( sirkulasi darah yang tidak normal karena vertikel jantung tidak berfungsi optimal ), stenosis aorta ( penyempitan dada saluran keluar vertikel kiri jantung ), blokade AV derajat 2 ( kecuali jika digunakan pacu jantung ), atau menderita angina angin yang tidak stabil jangan menggunakan obat ini.
-          Kontraindikasi pada pasien penderita sindrom penyakit sinus ( sinus bradikardi, sinus ares, sinus atrial )
-          Obat ini juga dikontraindikasikan untuk penderita tekanan darah rendah ( < 90/60 mmHg ), ibu menyusui dan wanita hamil.
EFEK SAMPING
-          Efek samping diltiazem yang sering terjadi : sakit kepla, kelelahan, pusing, mengantuk, mual, nyeri perut, rasa panas dan kemerahan pada wajah, palpitasi, bradikardi, blokade sinoatrial, blokade AV, jantung berdebar, somnolensi, termasuk edema perifer ( terutama pada pergelangan kaki ).
-          Efek samping seperti kelainan pada darah, impotensi,depresi, insomnia, takikardia, ruam kulit ( terutama eritema multiforme dan torn dermatitis ), fotosensitif dan penyakit kuning terjadi sangat jarang namun akan berakibat fatal bila terjadi.
CARA PEMBERIAN
-          Dosis untuk artimia
 Dewasa, oral : 3x sehari 60 mg. Bila perlu dosis dapat ditingkatkan sampai 360 mg/hari, disesuaikan dengan usia dan gejala.
-           Dosis untuk angina varian
Dewasa, oral : 1x sehari 100 mg. Bila perlu dosis dapat ditingkatkan sampai 1x sehari 200 mg, disesuaikan dengan usia dan gejala.
-          Dosis untuk hipertensi ringan dan sedang
Dewasa, oral : 1x sehari 100-200 mg.
HAL YANG DIPERHATIKAN
Jangan menggunakan tanpa resep dokter atau melebihi dosis yang dianjurkan karena penyakit-penyakit seperti angina dan infark miokardial akut dapat memburuk secara cepat saat awal pemakaian dan peningkatan dosis secara tidak tepat.
-          Pengurangan dosis mungkin diperlukan bagi pasien yang memiliki gangguan hati dan ginjal.
-          Obat ini menyebabkan pusing dan mengantuk. Jangan menyalakan mesin atau mengendarai kendaraan saat menggunakan obat ini.
8. VERAPAMIL TAB
Nama Obat : Verapamil  tab
INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI
Ø  Indikasi : Hipertensi,angina, aritmia, supraventrikular.
Ø  Kontra indikasi : Hipotensi, bradikardia, blok AV jantung derajat 2-3, syok kardiogenetik, blok sinoatrial jantung , riwayat gagal jantung.
EFEK SAMPING
 konstripasi,mual,muntah, sakit kepala, kaki bengkak, reaksi alergi kulit.
CARA PEMBERIAN
-          Hipertensi : 240-480 mg dalam dosis terbagi,2- 3x sehari, per oral.
-          Angina : 80-120 mg 3x sehari, per oral.
-          Aritmia supraventrikular : 40-120 mg 3x sehari per oral, atau 5-10 mg via injeksi intravena perlahan selama 2-3 menit ( sebaiknya dilakukan sambil dipantau dengan rekam jantung/EKG )
HAL YANG DIPERHATIKAN
-          Bagi wanita yang sedang hamil atau menyusui, sesuaikan dengan anjuran dokter.
-          Tanyakan dosis verapimil untuk anak-anak kepada dokter.
-          Harap berhati-hati bagi penderita hopotensi atau tekanan darah rendah, gagal jantung,porphyria atau gangguan darah dan penderita gangguan hati.
-          Jangan mengkonsumsi jus grapefruit ketika sedang menggunakan verapimil.
-         Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
9. ISOSORBID DINITRAD
            SASARAN TERAPI
Vasodilatasi pembuluh arteri koronaria epikardial.
TUJUAN TERAPI
Mengatasi nyeri angina dengan menyeimbangkan suplai dan kebutuhan oksigen miokard.
STRATEGI TERAPI
Pada serangan akut angina diberikan kombinasi dua macam antiangina (dengan tujuan meningkatkan efektivitas dan mengurangi efek samping) dan asetosal. Jika serangan angina tidak membaik pada pemberian kombinasi dua macam antiangina, maka dapat diberikan kombinasi tiga macam antiangina. Antiangina digunakan karena dapat menurunkan kebutuhan oksigen miokard dan meningkatkan suplai oksigen miokard sehingga keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen tercapai. Asetosal digunakan karena dapat mencegah atau mengurangi agregasi trombosit, dengan demikian aliran darah tidak semakin terhambat (Isselbacher, 2000).
Pada artikel ini, isosorbid dinitrat digunakan sebagai obat pilihan.
1.      Nama generik       : Isosorbid Dinitrat, tablet sublingual 5 mg, 10 mg
2.      Nama dagang        
·         Cedocard, tablet 5 mg, 10 mg, 20 mg
·         Cedocard Retard, tablet lmb 20 mg
·         Farsorbid, tablet sub 5 mg, 10 mg
·         Isoket, tablet 5 mg, 10 mg
·         Isoket Retard, tablet lmb 20 mg, 40 mg; cairan injeksi 1 mg/ml; aerosol 25 mg/ml; krim 100 mg/g
·         Isomack Retard, kapsul 20 mg
·         Isomack Spray, buccal spray 13,9 mg/ml
·         Td Spray Iso Mack, spray transdermal 96,7 mg/ml
·         Vascardin, tablet 5 mg, 10 mg
INDIKASI
Profilaksis dan pengobatan angina; gagal jantung kiri
KONTRA INDIKASI
Hipersensitivitas terhadap nitrat, hipotensi dan hipovolemia, kardiopati obstruktif hipertrofik, stenosis aorta, tamponade jantung, perikarditis konstriktif, stenosis mitral, anemia berat, trauma kepala, perdarahan otak, glaukoma sudut sempit.
BENTUK SEDIAAN
Tablet, tablet sublingual, tablet lepas lambat, kapsul, cairan injeksi, aerosol, krim, buccal spray, dan spray transdermal.
DOSIS DAN ATURAN PAKAI
·         Sublingual : 5-10 mg
·         Oral : sehari dalam dosis terbagi, angina 30-120 mg
·         Infus Intravena : 2-10 mg/jam; dosis lebih tinggi sampai 20 mg/jam mungkin diperlukan
EFEK SAMPING
Sakit kepala berdenyut, muka merah, pusing, hipotensi postural, takikardi (dapat terjadi bradikardi paradoksikal). Efek samping yang khas setelah injeksi meliputi hipotensi berat, mual dan muntah, diaforesis, kuatir, gelisah, kedutan otot, palpitasi, nyeri perut, sinkop, pemberian jangka panjang disertai dengan methemoglobinemia.
PERINGATAN
·         Gangguan hepar atau ginjal berat; hipotiroidisme, malnutrisi, atau hipotermia; infark miokard yang masih baru; sistem transdermal yang mengandung logam harus diambil sebelum kardioversi atau diatermi.
·         Senyawa nitrat kerja panjang atau transdermal dapat mengakibatkan toleransi (efek terapi berkurang). Jika toleransi diperkirakan setelah penggunaan sediaan transdermal, sediaan tersebut harus dilepas selama beberapa jam berurutan dalam setiap kurun waktu 24 jam.   

10.  NITROLICERIN
Nitrogliserin adalah obat yang biasanya harus dibeli dengan resep dokter. Obat ini biasanya tersedia dalam bentuk tablet sublingual, yang berarti, untuk mengonsumsinya, Anda harus meletakkan obat ini di bawah lidah atau di sisi dalam pipi. Selain itu, obat ini juga tersedia dalam bentuk spray, aerosol, kapsul oral lepas lambat, tempelan, dan salep. Nitrogliserin juga tersedi dalam bentuk cairan suntik, namun pemberiannya hanya boleh dilakukan oleh petugas kesehatan.
Nitrogliserin biasanya digunakan untuk mengobati nyeri dada (angina). Angina merupakan rasa nyeri atau tidak nyaman di dada yang terjadi saat jantung Anda tidak mendapatkan suplai oksigen yang memadai. Rasa yang dialami biasanya seperti ditekan beban berat dan dapat dirasakan di area dada, leher, lengan kiri, dan bahkan rahang bawah.
Nitrogliserin sendiri merupakan obat yang termasuk dalam golongan vasodilator, yang berarti obat ini bekerja dengan cara memperlebar diameter pembuluh darah. Obat-obatan lain yang berada dalam kelompok ini biasanya juga digunakan untuk mengobati nyeri dada.
EFEK SAMPING
Nitrogliserin tablet sublingual dapat memberikan efek samping seperti:
  • nyeri kepala
  • pusing
  • kelemahan
  • detak jantung yang meningkat
  • mual
  • muntah
  • flushing atau kemerahan pada kulit
  • ruam
Jika efek samping yang terjadi ringan, maka efek samping ini biasanya akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari atau minggu. Jika gejala tersebut tidak menghilang atau bahkan memburuk, Anda harus segera berkonsultasi pada dokter.
Selain efek samping di atas, efek samping yang paling ditakuti dalam penggunaan obat ini adalah terjadinya hipotensi atau menurunnya tekanan darah secara drastis. Kondisi ini dapat mengancam nyawa penderita. Oleh karena itu, segera hubungi ambulans atau bawa penderita ke rumah sakit terdekat jika setelah mengonsumsi nitrogliserin penderita mengalami gejala:
  • pusing
  • pingsan
  • pandangan kabur
  • mual
  • kulit yang dingin dan lembab
  • pernapasan cepat dan dangkal
Cara pakai nitrogliserin sublingual
Obat ini hanya diindikasikan bagi penderita angina atau nyeri dada akibat serangan jantung dan hanya dikonsumsi jika diperlukan. Dalam kondisi nyeri, letakkan satu tablet di bawah lidah, dan biarkan tablet larut dengan sendirinya.
Jangan telan obat ini secara langsung. Jangan merokok dan mengonsumsi makanan atau minuman apa pun saat mengulum obat ini. Jika kondisi Anda tidak membaik setelah 5 menit mengonsumsi satu tablet nitrogliserin, segera pergi ke IGD terdekat atau telepon ambulans. Jangan mengonsumsi lebih dari tiga tablet dalam 15 menit.
Jika dokter meresepkan obat ini pada Anda untuk mengatasi serangan jantung atau nyeri dada akibat jantung, selalu bawa obat ini kemanapun Anda pergi. Duduk atau berbaringlah jika Anda mengonsumsi obat ini untuk menghindari jatuh akibat pusing atau pingsan setelah mengonsumsi obat ini. Jika Anda merasa pusing, tetap tenang, tarik napas panjang beberapa kali, dan berbaringlah dengan kaki di atas (lebih tinggi dari jantung).
CARA PEMBERIAN
Nitrogliserin, seperti obat-obat lainnya merupakan obat yang hanya boleh digunakan dalam keadaan khusus. Dalam hal ini, nitrogliserin merupakan obat yang biasa digunakan untuk mengatasi serangan jantung atau nyeri dada akibat jantung. Oleh karena efek sampingnya yang luas dan interaksi obat yang dapat ditimbulkan, obat ini juga tidak boleh dipakai tanpa petunjuk dokter. Jika Anda menghadapi kondisi gawat darurat dan tidak mengetahui penyebabnya, ada baiknya Anda tidak memberikan sembarang obat dan segera membawa penderita ke rumah sakit terdekat
INDIKASI
Pengobatan angina pektoris bentuk injeksi IV digunakan untuk gagal jantung kongestif (terutama bila disebabkan infark miokard akut) hipertensi pulmoner emergensi hipertensi selama operasi (terutama selama pembedahan jantung) Kontra Indikasi: Hipersensitif terhadap nitrat hipotensi kondisi dan hipovolemia hipertrofik kardiomiopati, stenosis aorta, tamponade jantung perikarditis konstriktif, stenosis mitral, paru beracun edema, trauma kepala, pendarahan otak penyakit serebrovaskular

INDIKASI
Pengobatan angina pektoris bentuk injeksi IV digunakan untuk gagal jantung kongestif (terutama bila disebabkan infark miokard akut) hipertensi pulmoner emergensi hipertensi selama operasi (terutama selama pembedahan jantung) Kontra Indikasi: Hipersensitif terhadap nitrat hipotensi kondisi dan hipovolemia hipertrofik kardiomiopati, stenosis aorta, tamponade jantung perikarditis konstriktif, stenosis mitral, paru beracun edema, trauma kepala, pendarahan otak penyakit serebrovaskular anemia

            Pengobatan angina pektoris bentuk injeksi IV digunakan untuk gagal jantung kongestif (terutama bila disebabkan infark miokard akut) hipertensi pulmoner emergensi hipertensi selama operasi (terutama selama pembedahan jantung) Kontra Indikasi: Hipersensitif terhadap nitrat hipotensi kondisi dan hipovolemia hipertrofik kardiomiopati, stenosis aorta, tamponade jantung perikarditis konstriktif, stenosis mitral, paru beracun edema, trauma kepala, pendarahan otak penyakit serebrovaskular anemia
            INDIKASI
·         Pengobatan angina pektoris
·         Bentuk injeksi IV digunakan untuk gagal jantung kongestif (terutama bila disebabkan infarkmiokard akut)
·         hipertensi pulmoner
·         emergensi hipertensi selama operasi (terutama selama pembedahan jantung)
KONTRA INDIKASI
·         hipertensi terhadap nitrat
·         Hipotensi kondisi dan hipovolemia
·         hipertropik kadiomiopati,stenosis mitral,paru beracun adema,trauma kepala pendarahan otak
·         penyakit serebrovaskular
·         anemia


            DOSIS DAN CARA PEMAKAIAN
 Dewasa: Awal, 5 mcg/menit infus IV., tingkatkan sebanyak 5 mcg/menit IV, setiap 3-5 menit sampai 20 mcg/menit sampai didapat respon klinis jika tidak ada respon pada 20 mcg/menit,tingkatkan dosis sebesar 10 mcg/menit setiap 3-5 menit sampai 200 mcg/menit.
Usia: Pemberian dosis awal serendah mungkin dan tingkatkan hingga efek klinik tercapai. Usila lebih sensitif terhadap efek hipotensi dan bradikardi dari nitrogliserin. Anak-anak: Awal, 0.25-0.5 mcg/kg/menit melalui infus IV, titrasi 1 mcg/kg/ menit pada interval 20-60 menit untuk mendapat efek yang diinginkan. Dosis umum adalah 1-3 mcg/kg/menit, maksimum 5 mcg/kg/menit.
Bentuk dan Kekuatan Sediaan: 1. Tablet: 500 UG 2. sublingual: 500 mcg; 3. Kapsul: 2,5 mg, 5 mg 4. Injeksi: ampul 1 mg/ml 10ml, 5 mg/ml 10ml, 50 mg/10ml Stabilitas
dan Penyimpanan: Disimpan disuhu kamar.















B.     OBAT ANTI HIPERTENSI

1.      HCT
Nama obaT   : hidroklorotiazida (HCT)
INDIKASI
Diuretic, edema, pengobatan tambahan/penunjang pada hipertensi
KONTRA INDIKASI
            Anuria (tidak dibentuknya air seni oleh ginjal), bersamaan dengan terapi Litium, dekompensasi (kegagalan fungsi) ginjal
FARMAKOKINETIK
Semua thiazide diabsorbsi pada pemberian secara oral, umumnya akan tampak setelah 1 jam. Semua thiazide disekresi oleh system sekretorik asam organic dan bersaing pada beberapa hal dengan sekresi uric acid oleh sistem tersebut. Hasilnya, kecepatan uric acid tersebut menurun , dengan diikuti peningkatan kadar urc acid serum. Pada steady state, produksi uric acid tidak dipengaruhi oleh thiazide. Klorothiazide didistribusikan ke seluruh ruang ekstrasel dan dapat melewati sawar uri, tetapi obat ini hanya ditimbun dalam jaringan ginjal. Dengan suatu proses aktif, thiazide diekskresi oleh tubuli proksimal ke cairan dalam tubuli. 3 sampai 6 jam sudah diekskresikan badan.
FARMAKODINAMIK
Bekerja menghambat simporter Na dan Cl di hulu tubulus distatis. System transpor ini dalam keadaan normal membawa Na, selanjutnya dipompakan ke luar tubulus dan ditukar melalui kanal klorida. Efeknya meningkatkan ekskresi Natrium, Klorida dan sejumlah air. Efek Na dan Cl disebabkan penghambatan mekanisme reabsorpsi elektrolit pada hulu tubulus distal. Laju ekskresi Na maksimal yang ditimbulkan oleh thiazide jauh lebih rendah dibandingkan dengan apa yang dicapai oleh diuretic lain, Karena 905 Na dalam cairan fitrat telah direabsorbpsi lebih dulu sebelum mencapai tempat kerja thiazid
EFEK SAMPING
gangguan metabolic, ketidakseimbangan elektrolit, anoreksia,gangguan lambung-usus, sakit kepala, hipotensi postural, parestesia, penglihatan berwarna kuning, impotensi
CARA PEMBERIAN
 dikonsumsi bersamaan dengan makanan
HAL YANG DIPERHATIKAN
 gangguan fungsi ginjal atau hati, hamil, menyusui, usia lanjut, pasien yang lemah, lupus eritematosus sistemik
2.      FARSIX INJ
Nama obat :  Farsix Injeksi
INDIKASI
Terapi tambahan pada edema paru akut. Hipertensi. Edema yang berhubungan dengan gagal jantung kongesif, sirosis hati, penyakit ginjal.
KONTRA INDIKASI
Gangguan fungsi ginjal, oliguria, anuria, hypokalemia, hiponatremia, hipotensi
FARMAKOKINETIK
Cepat direabsorbsi di saluran pencernaan. Beriktan dengan protein sangat tinggi dengan waktun paruh yang bervariasi dari 30 menit sampai 1,5 jam
FARMAKODINAMIK
 Memiliki efek saluretik yang besar (kehilangan natrium) dan dapt menyebabkan dieresis cepat. Waktu awal kerja dari diuretics loop terjadi setelah 30-60 menit
EFEK SAMPING
Riwayat gout, gangguan fungsi hati, hiperurisemia, riwayat SLE, pankreatitis, hamil,
CARA PEMBERIAN
Dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI
HAL-HAL YANG DIPERHATIKAN
Riwayat gout, gangguan fungsi hati, hiperurisemia, riwayat SLE,
3.      SPIROLA TAB
KOMPOSISI
Spironolactone
            BENTUK SEDIAAN 
Tablet 25 mg dan 100 mg
            BENTUK SEDIAAN
Antagonis aldosteron, meningkatkan ekskresi natrium dan air, dan retensi kalium (diuretik hemat kalium). Bioavailabilitas 60 – 70%, Tmaks 1 jam, ikatan protein plasma  98%, metabolit utama  canrenone, t½ metabolit  10 – 15 jam, ekskresi terutama melalui uriN.
            INDIKASI
Hiperaldosteronisme primer, pasien dengan edema, seperti gagal jantung kongestif, sirosis hati yang disertai edema atau asites, sindrom nefrotik, hipertensi esensial, hipokalemia.
DOSIS
·         Hiperaldosteronisme primer
Dosis : 100 - 400 mg/hari, untuk persiapan operasi (3-4 minggu sebelum operasi). Pasien yang tidak dapat dilakukan operasi (risiko tinggi atau pasien menolak operasi), spironolactone diberikan sebagai terapi jangka panjang dengan dosis efektif terendah (100 mg/hari)
·         Keadaan edema
Dosis efektif rata-rata : 100 mg, dalam dosis tunggal maupun dosis terbagi (umumnya dosis berkisar dari 25-200 mg per hari.
·         Hipertensi esensial
Dosis efektif : 50-100 mg, dalam dosis tunggal maupun dosis terbagi.
·         Hipokalemia
Spinorolactone dengan dosis 25-100 mg sehari dapat digunakan sebagai terapi hipokalemia karena diuretik lain, bila suplemen kalium oral tidak dapat diberikan.
            KONTRA INDIKASI
Anuria, insufisiensi renal akut, hiperkalemia
PERHATIAN
Ø  Semua pasien yang mendapat terapi diuretik harus dimonitoring secara periodik kadar cairan, elektrolit serta kadar kreatinin, terutama usia tua, pasien dengan gangguan fungsi hati dan ginjal.
Ø  Suplementasi kalium, baik dalam bentuk obat maupun diet tinggi kalium, sebaiknya tidak diberikan pada pasien yang mendapat terapi spironolactone.
Ø  Terapi spironolactone dapat menyebabkan ginekomastia, tergantung pada tingkat dosis dan lama terapi yang diberikan, dan bersifat reversibel bila terapi spironolactone dihentikan.
EFEK SAMPING
o   Saluran cerna         : perdarahan lambung, ulkus, gastritis, diare, mual, kram, muntah
o   Endokrin               : ginekomastia (pembesaran payudara pada pria), gangguan haid.
o   Hipersensitif          : demam, urtikaria, reaksi anafilaktik
o   Sistem saraf pusat  : sakit kepala, mengantuk, kekacauan mental.
o   Renal                     : disfungsi renal (termasuk gagal ginjal).
4.      CAPTOPRIL 12.5 MG
Captopril 12.5 mg adalah obat yang digunakan untuk mengobati hipertensi (tekanan darah tinggi) dan kelainan-kelainan pada organ jantung. Obat ini termasuk angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor golongan sulfhydryl.
Captopril 12.5 mg bekerja dengan cara mencegah konversi angiotensin I menjadi angiotensin II, suatu zat vasokonstriktor endogen. Penghambatan ini menyebabkan kadar angiotensin II menurun. Penurunan juga terjadi pada kadar  hormon-hormon simpatis seperti noradrenalin dan adrenalin. Di sisi lain terjadi peningkatan bradikinin, prostaglandin, dan nitrit oksida. Kedua hal ini menyebabkan terjadinya vasodilatasi terutama pada arteri perifer, sehingga tekanan darah sistemik menurun, beban afterload jantung berkurang, dan peningkatan aliran darah ke organ-organ penting seperti jantung dan ginjal. Pada pasien gagal jantung, ACE inhibitor juga menyebabkan dilatasi vena.
GOLONGAN
Harus dengan resep dokter

            INDIKASI

Berikut ini adalah beberapa kegunaan Captopril 12.5 mg :
  • Untuk mengobati hipertensi dan kelainan-kelainan pada organ jantung seperti : gagal jantung kongestif dan disfungsi ventrikel kiri setelah infark miokardial.
  • Digunakan juga untuk pemeliharaan fungsi ginjal pada penderita nefropati diabetik.
KONTRA INDIKASI
  • Jangan menggunakan obat ini pada pasien yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap Captopril atau obat-obat yang termasuk ACE inhibitor.
  • Kontraindikasi untuk pasien angioedema yang terkait dengan penggunaan ACE inhibitor.
  • Kontraindikasi untuk pasien hereditary atau idiopathic angioneurotic oedema.
  • Tidak boleh digunakan bersamaan dengan aliskiren pada pasien diabetes.
  • Jangan menggunakan obat ini pada penderita stenosis arteri renalis bilateral.
  • Tidak boleh digunakan oleh wanita hamil.
EFEK SAMPING

Efek Samping Captopril 12.5 mg

Efek samping Captopril 12.5 mg yang pernah dilaporkan adalah sebagai berikut :
  • Efek samping yang paling umum adalah batuk, yang terjadi karena peningkatan kadar bradikinin.
  • Efek samping lainnya adalah hipotensi dan gagal ginjal akut. Hentikan pemakaian obat ini bila tekanan darah sistolik turun menjadi < 90 mm Hg, atau kalium meningkat > 6 mmol/l, atau kreatinin meningkat 50% atau > 3 mg/dl.
  • Obat ini juga bisa menyebabkan hiperkalemia yang terjadi terjadi karena penurunan kadar aldosteron,  hormon steroid yang berfungsi menahan natrium dan mengekskresi kalium.
  • Efek samping yang jarang tetapi sangat berbahaya akibat pemakaian Captopril 12.5 mg adalah angioneurotik edema, yang biasanya timbul pada bulan pertama pemakaian.
  • Obat-obat ACE inhibitors diketahui bersifat teratogenik sehingga tidak boleh diberikan pada wanita hamil.
  • Efek samping lainnya adalah :  gatal, sakit kepala, takikardia (detak jantung yang melebihi tingkat istirahat normal), palpitasi (kelainan detak jantung misalnya denyut tidak teratur, keras dan cepat), nyeri dada, ruam, kadang-kadang disertai demam, artralgia, dan eosinofilia.
PERHATIAN
Hal-hal yang harus diperhatikan pasien saat menggunakan Captopril 12.5 mg adalah sebagai berikut :
  • Obat ini dianjurkan digunakan satu jam sebelum makan.
  • Segera hentikan pemakaian obat jika anda positif hamil, karena obat-obat yang termasuk ACE inhibitor dapat menyebabkan cedera dan kematian pada janin.
  • Captopril diketahui ikut keluar bersama ASI. Ibu menyusui sebaiknya tidak menggunakan obat ini untuk menghindari efek buruk terhadap bayi.
  • Keamanan dan efektivitas obat ini pada pasien anak belum ditetapkan. Penggunaan pada anak-anak bisa dilakukan jika pengendalian tekanan darah dengan cara lain tidak efektif.
  • Captopril 12.5 mg hanya digunakan dalam pengawasan dokter, terutama pada permulaan terapi untuk antisipasi terjadinya penurunan tekanan darah yang drastis.
  • Jika mengalami tanda-tanda atau gejala angioedema seperti : pembengkakan wajah, mata, bibir, lidah, laring dan ekstremitas, kesulitan dalam menelan atau bernapas, suara serak segera hubungi dokter anda.
  • Segera hubungi dokter jika mengalami infeksi (misalnya, sakit tenggorokan, demam) yang bisa saja merupakan tanda terjadinya neutropenia atau edema progresif yang berhubungan dengan proteinuria dan sindrom nefrotik.
  • Sebaiknya jangan menggunakan obat diuretik hemat kalium atau suplemen yang mengandung kalium atau pengganti garam kalium selama menggunakan Captopril 12.5 mg.
  • Berkonsultasi dengan dokter jika anda berkeringat secara berlebihan, dehidrasi, muntah, atau diare karena dapat menyebabkan penurunan tekanan darah yang drastis akibat berkurangnya cairan tubuh.
  • Jangan menghentikan pemakaian obat tanpa diketahui dokter.

PENGGUNAAN PADA WANITA HAMIL

FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) mengkategorikan Captopril kedalam kategori D dengan penjelasan sebagai berikut :
Obat ini telah terbukti menimbulkan efek yang sangat buruk pada wanita hamil, bahkan bisa menyebabkan cedera dan kematian pada janin. Oleh karena itu, sebaiknya dipilih terapi penurun tekanan darah yang lain. Penggunaan obat ini hanya jika obat lain tidak efektif dan manfaat yang diperoleh jauh lebih tinggi daripada resiko yang mungkin terjadi.

INTERAKSI

Di bawah ini adalah interaksi Captopril 12.5 mg dengan obat-obat lain jika digunakan secara bersamaan :
  • Penggunaan bersamaan obat-obat yang mempengaruhi renin-angiotensin system (RAS) seperti angiotensin receptor blocker, ACE inhibitor (termasuk Captopril 12.5 mg), atau aliskiren bisa meningkatkan terjadinya resiko hipotensi, hiperkalemia, dan kerusakan fungsi ginjal.
  • Penggunaan bersamaan NSAID (asam mefenamat, natrium diclofenac, aspirin, ibuprofen) dan obat-obat ACE inhibitor, dapat mengakibatkan kerusakan fungsi ginjal. Selain itu, NSAID juga dapat menurunkan efek antihipertensi ACE inhibitor.
  • Obat-obat seperti nitrogliserin dan golongan nitrat lainnya atau obat lain yang mempunyai aktivitas vasodilator harus dihentikan sebelum menggunakan Captopril 12.5 mg.
  • Obat-obat diuretik (misalnya Hidroklorotiazid) dapat mengaktifkan sistem renin-angiotensin-aldosteron, sehingga bisa meningkatkan efek antihipertensi Captopril 12.5 mg.
  • Obat yang termasuk beta-adrenergik blocker meningkatkan efek antihipertensi Captopril 12.5 mg.
  • Penggunaan bersamaan dengan diuretik hemat kalium seperti spironolactone, triamterene, amilorid, atau suplemen kalium dan pengganti garam yang mengandung kalium, harus dilakukan secara hati-hati, karena obat-obat ini dapat menyebabkan peningkatan serum kalium.
  • Obat-obat ACE inhibitor dapat menyebabkan peningkatan kadar lithium dan gejala toksisitas lithium jika diberikan secara bersamaan.
  • Interaksi yang berpotensi fatal : Peningkatan risiko hipotensi, hiperkalemia, dan perubahan fungsi ginjal (termasuk gagal ginjal akut) jika digunakan bersamaan dengan aliskiren pada pasien diabetes.

DOSIS

Captopril 12.5 mg diberikan dengan dosis sebgai berikut :
  • Dosis lazim dewasa untuk hipertensi
Dosis awal : 25 mg 2 – 3 x sehari satu jam sebelum makan secara oral
Dosis pemeliharaan : Dapat ditingkatkan setiap 1 – 2 minggu hingga 50 mg 3 x sehari secara oral.
Dosis maksimum : 450 mg / hari
  • Dosis lazim dewasa untuk gagal jantung kongestif
Dosis awal : 25 mg 3 x sehari secara oral
Pemeliharaan : 50 mg 3 x sehari selama setidaknya 2 minggu.
Dosis maksimum : 450 mg / hari
  • Dosis lazim dewasa untuk disfungsi ventrikel kiri
Dosis awal : 6.25 mg 1 x sehari paling lambat 3 hari pasca terjadinya infark miokardial, selanjutnya 12.5 mg 3 x sehari; meningkat menjadi 25 mg 3 x sehari selama beberapa hari ke depan, kemudian ditingkatkan sampai dosis yang ditargetkan.
Target dosis pemeliharaan : 50 mg 3 x sehari secara oral
  • Dosis lazim dewasa untuk diabetes nefropati
25 mg 3 x sehari secara oral
5.      NIFEDIPINE TAB
Nifedipine merupakan obat yang bekerja dengan cara menghambat masuknya kalsium ke dalam membran sel pada otot polos vaskular dan otot jantung. Nifedipine akan menurunkan resistensi perifer, menurunkan tekanan darah sistol dan diastol, meningkatkan volume pemompaan jantung per menit, mengurangi resistensi pembuluh darah koroner sehingga aliran darah dapat koroner meningkat. Dengan cara kerja tersbut obat ini dapat mengurangi mengurangi iskemik jantung pada saat beristirahat dan pada saat beraktivitas, serta memperbaiki tingkat toleransi latihan pada pasien dengan angina pektoris, terutama pada angina Printzmetal dengan spasme koroner nifedipine terbukti efektif dapat mengurangi gejala nyeri dada.
INDIKASI
Obat nifedipine dapat digunakan sebagai terapai pada beberapa keadaan berikut :
·         Pengobatan iskemia otot jantung, yang meliputi pengobatan keadaan angina pektoris dan atau vasokonstriksi pada pembuluh koroner.
·         Pengobatan hipertensi ringan, sedang dan berat.
·         Pengobatan hipertensi nefrogenik, hipertenis pada hiperaldosteronisme dan feokromositoma.
·         Pengobatan hipertensi pada penderita asma yang diperburuk oleh beta-bloker
·         Pengobatan hipertensi pada sindrom Renaud yang diperburuk oleh beta-bloker
·         Sebagai terapi tambahan dalam pengobata hipertensi yang tidak respon terhadap beta bloker dan diuretik
·         Sebagai terapi tambahan dalam pengobatan krisis hipertensi yang memerlukan penurunan tekanan darah dengan cepat.
KONTRA INDIKASI
 Obat ini tidak dapat digunakan sebagai terapi pada beberapa keadaan berikut :
·         Penderita yang diketahui hipersensitif atau alergi terhadap nifedipine, komponan obatnya, atau penghambat kanal kalsium lainnya.
·         Penderita yang sedang dalam keadaan syok kardiogenik
·         Penderita yang mempunyai tekanan darah rendah kurang dari 90/60 mmHg
·         Penderita yang merupakan wanita hamil atau ibu menyusui.
FARMAKODINAMIK
Nifedipine adalah antagonis kalsium dari tipe 1,4-dihidropiridin. Antagonis kalsium mengurangi influks ion kalsium transmembran ke dalam sel-sel otot polos vaskular dan otot jantung, tanpa mengubah konsentrasi kalsium senum. Kalsium berperan penting pada proses coupling eksitasi-kontraksi pada jantung dan sel otot polos vaskular, serta pada proses pengeluaran anus listrik dari sel-sel konduksi khusus di jantung. Dengan menghambat influks kalsium, nifedipine menghambat kontraksi otot polos di jantung dan vaskular, sehingga akan melebarkan arteri koroner dan arteri sistemik yang utama. Nifedipine hanya sedikit mempengaruhi sel otot jantung, karena walaupun influks ion kalsium dikurangi, nifedipine hanya sedikit penganuhnya terhadap kecepatan pemulihan saluran kalsium yang lambat. Nifedipine tidak mempengaruhi konduksi atrioventrikular dan tidak menekan sinus node pacemaker. Selanjutnya nifedipine akan mengurangi tonus otot polos arteri koroner dan mencegah vasospasme. Hasil akhirnya adalah peningkatan aliran darah poststenotic dan peningkatan pasokan oksigen. Pada saat yang bersamaan nifedipine mengurangi kebutuhan oksigen dengan cara menurunkan resistensi perifer (afterload). Penggunaan nifedipine jangka panjang juga dapat mencegah pembentukan lesl aterosklerotik yangbaru pada arteri koroner.
FARMAKOKINETIK
Absorpsi
Nifedipine diabsorpsi dengan cepat pada pemberian secara oral. Nifedipine mengalami metabolisme lintas pertama, sehingga availabilitas sistemik pada pemberian per oral dari nifedipine adalah 50-70%. Konsentrasi plasma maksimum tercapai setelah 0,5-2 jam.
.
Distribusi
Nifedipine terikat pada protein plasma sebanyak 92-98%. Ikatan protein tersebut berkurang pada pasien dengan gangguan ginjal atau hati (misalnya pada penderita sirosis hati).
Eliminasi
Pada pasien dengan fungsi ginjal dan hati yang normal, waktu paruh eliminasinya adalah 2-5 jam. Nifedipine dimetabolisme dengan cepat dan lengkap di dalam hati dan diubah menjadi metabolit tidak aktif. Kurang lebih 70-80% diekskresikan melalui urin dalam bentuk metabolitnya dan 15% diekskresikan melalui feses juga dalam bentuk metabolitnya.

            INDIKASI
Pengobatan pada penyakit jantung koroner (terutama angina pektoris, serta pada keadaan setelah infark jantung) dan sebagai terapi tambahan hipertensi.
            DOSIS
 Dosis tunggal: 5-10 mg
Dosis rata-rata: 5-10 mg, 3 kali sehari Interval pemberian tidak boleh kurang dari 2 jam di antara 2 dosis.
OVERDOSIS
            Intoksikasi nifedipine jarang dijumpai. Dosis 210 mg menyebabkan hipotensi berat dan blok atrioventrikular total. Terapi hipotensi dan blok atrioventrikular dianjurkan dengan infus simpatomimetik (isoprenalin dopamin) yang memberikan aksi yang berlawanan dengan nifedipine dengan meningkatkan perfusi kalsium ke dalam sel miokardium. Larutan kalsium glukonat 10% dapat diberikan dengan dosis inisial 10-20 ml ditingkatkan sesuai respon.
EFEK SAMPING
Ø  Dose dependent disebabkan oleh dilatasi vaskular seperti: sakit kepala atau perasaan tertekan di kepala, flushing, pusing, gangguan lambung, mual, lemas, palpitasi, hipotensi, hipotensi ortostatik, edema tungkai, tremor, kram pada tungkai, kongesti nasal, takikardia, tinitus, reaksi dermatologi.
Ø  Sangat jarang terjadi, dilaporkan pada pemakaian nifedipine jangka panjang terjadi hiperplasia gusi dan segera kembali ketika pemakaian nifedipine dihentikan.
Ø  Terjadi nocturia pada pasien yang menggunakan nifedipine, dan telah dilaporkan terjadi beberapa kasus retensi urin akut. Glomerulonefritis kompleks imun jarang terjadi. Terjadi menorrhagia, hiperplasia gusi, gynecomastia, reaksi-reaksi dermatologi (fotosensitif), rasa nyeri pada mata, neuropathies myoclonic dystonia, dan halusinasi. Efek samping berat yang memerlukan penghentian pengobatan relatif jarang       terjadi.
CARA PEMBERIAN
Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada kemasan nifedipine sebelum menggunakannya. Nifedipine dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan.
Gunakan air putih untuk meminum kapsul atau tablet nifedipine dan jangan mengunyah, menggigit, atau mematahkan kapsul dan tablet nifedipine karena akan memengaruhi cara obat dilepaskan ke aliran darah.
Efek samping yang tidak diinginkan akan lebih berisiko terjadi jika mengonsumsi nifedipine dengan obat anestesi. Jadi beritahu dokter mengenai penggunaan nifedipine sebelum menjalani prosedur medis apa pun.
Cek dengan dokter jika akan mengonsumsi obat antiinflamasi dengan nifedipine. Efektifitas nifedipine berpotensi berkurang jika dikonsumsi dengan obat antiinflamasi tertentu.
Jika ingin menghentikan konsumsi nifedipine, lakukan secara bertahap sesuai dengan anjuran dokter dan jangan tiba-tiba karena bisa menyebabkan beberapa gejala kembali lagi.
Nifedipine dapat memengaruhi kadar gula di dalam darah. Periksakan kadar gula di dalam darah lebih sering jika Anda menderita diabetes.
Disarankan untuk tidak mengonsumsi alkohol saat dalam pengaruh nifedipine karena bisa meningkatkan risiko terkena efek samping, seperti kepala terasa ringan atau pusing.
Bagi pasien yang lupa mengonsumsi nifedipine disarankan segera meminumnya begitu teringat jika jadwal dosis berikutnya tidak terlalu dekat. Jangan menggandakan dosis nifedipine pada jadwal berikutnya untuk mengganti dosis yang terlewat.
INTERAKSI OBAT
Penggunaan nifedipine bersamaan dengan β-bloker mempotensiasi efek antihipertensi nifedipine.
Penggunaan nifedipine bersamaan dengan β-bloker pada pasien dengan insufisiensi jantung, terapi harus dimulai dengan dosis kecil dan pasien harus dimonitor dengan sangat hati-hati.
Penggunaan nifedipine bersamaan dengan simetidin (tidak pada ranitidin) meningkatkan konsentrasi plasma dan efek antihipertensi nifedipine.
6.      ZANIDIP TAB
Nama Obat : Zanidip Tab
INDIKASI
Penatalaksanaan hipertensi esensial ringan- sedang
KONTRA INDIKASI
 Hamil, laktasi, obstruksi aliran keluar ventrikel kiri,gagal jantung kongestif yang tidak diobati,angina pektoris tidak stabil, disfungsi hati& ginjeksial berat atau bersama dengann infark miokard yang diderita dlm 1 bulan. Digunakan bersama dengann siklosporin atau dengann jus anggur
FARMAKODINAMIK DAN FARMAKOKINETIK
Medicine Lerkamen 10 diserap dengan baik dalam sistem pencernaan. maksimum konsentrasi plasma login 1,5-3 jam.Sejak protein plasma mengikat 98% dari bahan aktif.
bioavailabilitas obat meningkat setelah makan, itulah sebabnya dianjurkan untuk mengambil tablet pada waktu perut kosong.Dengan meningkatnya dosis ada peningkatan bioavailabilitas .Awalnya obat dimetabolisme di hati sistem , yang menjelaskan bioavailabilitas absolut rendah - 10%. efek hipotensi telah diamati pada siang hari.Bahan aktif berasal melalui sistem ginjal;paruh 10 jam
            CARA PEMBERIAN
Pemakaian ZANIDIP diberikan sesuai anjuran dokter. Dapat diberikan sebelum makan dan sebaiknya diminum pada pagi hari dan dijam yang sama agar memaksimalkan efeknya. Jangan meminum sari buah grapefruit saat Anda dalam pengobatan dengan lercanidipine. 
EFEK SAMPING
 Ruam,edema perifer,palpitasi,takikardi,sakit kepala, pusing,astenia
PERHATIAN
Sindarioma sick sinus(jika tanpa pacu jantung),disfungsi ventrikel kiri, penyakit jantung iskemik. Hindari penggunaan bersama dengann inhibitor kuat CYP3A4(spt ketoconazol,itraconazol,ritonavir, eritromisin,troleandomisin
INTERAKSI
Hindari penggunaan bersama dengan inhibitor CYP34A (spt ketokonazol, itrakonazol, ritonavir, eritromisin, troleandariomisin), siklosporin & jus anggur. Hati-hati selama diresepkan dengan substansi lain spt simetidin dosis tinggi, antikonvulsan, & rifampisin. Pemberian dosis tambahan jika diresepkan beta bloker. Jika yang diberikan bersama digoxin harus dimonitor terhadap gejala toksisitas. Alkohol
7.      HERBESSER INJ
Nama obat       : Herbesser inj
Nama generik  : Diltiazem HCl
INDIKASI
Dilihat pada dosis.
DOSIS
·         Untuk takiaritmia supraventrikular : 10 mg secara IV lambat selama 3 menit.
·         Untuk penanganan TD abnormal yang meningkat selama operasi : 10 mg IV lambat selama > 1 menit, dilanjutkan 5-15 mcg/menit/kg berat badan secara infus IV drip.
·         Untuk hipertensi gawat darurat : infus IV drip 5-15 mcg/menit/kg berat badan, sesudah penurunan TD mencapai target, kecepatan infus disesuaikan.
KONTRA INDIKASI
Blok AV derajat 2 atau 3, gagal jantung kongestif berat, blok SA, hipotensi berat, syok kardiogenik, kardiomiopati berat, Ibu hamil atau wanita yang mungkin hamil.
PERHATIAN
Blok AV derajat 1, gangguan fungsi ginjal atau hati berat, infark miokard akut, bradikardi berat.
EFEK SAMPING
Sakit kepala, pusing, bradikardi, blok AV, kemerahan pada wajah, peningkatan SGOT dan SGPT, ruam kulit, gangguan GI, konstipasi, mual, irama gabungan AV, TD menurun, ekstrasistol, sinus arrest.
INTERAKSI
bloker, digoksin, digitalis, teofilin, siklosporin, karbamazepin, anestesi, simetidin, antihipertensi, antiaritmia, aprindin HCl, tacrolimus, fenitoin, triazolam, midazolam, HIV protease inhibitor, rifampisin, relaksan otot.
Kemasan         : Ampul 50 mg x 10 (HARGA UNTUK 10 AMPUL)
8.      DILTIAZEM TAB
Nama obat       : Diltiazem
Nama Generik : Diltiazem
Obat Bermerek            : Cordila SR, Cordizem, Dilmen, Farmabes, Herbesser CD
KOMPOSISI
Diltiazem 30 mg : Tiap tablet mengandung Diltiazem hidroklorida 30 mg.
FARMAKOLOGI
Diltiazem adalah turunan benzodiazepin yang merupakan prototip dari antagonis kalsium. Mekanisme kerja Diltiazem adalah mendepresi fungsi nodus SA dan AV, juga vasodilatasi arteri dan arteriol koroner serta perifer. Dengan demikian maka diltiazem akan menurunkan denyut jantung dan kontraktilitas otot jantung, sehingga terjadi keseimbangan antara persediaan dan pemakaian oksigen pada iskhemik jantung.
Diltiazem efektif terhadap angina yang disebabkan oleh vasospasme koroner maupun aterosklerosis koroner. Pemberian diltiazem akan mengurangi frekuensi serangan angina dan menurunkan kebutuhan pemakaian obat nitrogliserin.
Pada pemberian dengan oral Diltiazem diabsorpsi kira-kira 80 – 90 % dan berikatan dengan protein plasma. Efek mulai tampak kurang dari 30 menit setelah pemberian dan konsentrasi puncak dalam plasma tercapai setelah 2 jam dengan dengan waktu paruh 4 jam. Senyawa ini dikeluarkan dalam bentuk metabolit melalui urin (35 %) dan feses (60 %).
INDIKASI
Penderita angina pektoris, menurunkan serangan angina pada penderita variant angina.
KONTRAINDIKASI
·         Penderita blok AV tingkat 2 – 3, hipotensi (tekanan sistole kurang dari 90 mmHg) dan syok kardiogenik.
·         Pasien dengan gejala gangguan irama sinus, kecuali bila ada alat pacu jantung ventikuler yang berfungsi.
·         Wanita hamil, wanita yang diduga usia subur.
·         Penderita yang hipersensitif atau alergi terhadap diltiazem.
·         Penderita dengan infark miokardial akut dan kongesti paru-paru yang dibuktikan dengan sinar X.
DOSIS DAN ATURAN PAKAI
 Dosis untuk orang dewasa adalah 4 x 30 mg sehari, bila perlu dapat ditingkatkan sampai 360 mg sehari.
Diltiazem sebaiknya diberikan sebelum makan dan waktu hendak tidur.
EFEK SAMPING
·         Efek samping Diltiazem jarang terjadi, hanya 2 – 10 % pasien yang mengalami nyeri kepala, pusing, gangguan saluran cerna dan bradikardia.
·         Kadang-kadang dapat meningkatkan enzim fungsi hati seperti SGOT, SGPT dan fosfatase alkalin.
·         Reaksi hipersensitivitas atau alergi seperti erupsi, eritemat multiforme (dalam kasus demikian pengobatan harus dihentikan).
·         Pernah dilaporkan : rash, pruritus
PERINGATAN DAN PERHATIAN
·         Pemberian diltiazem tidak boleh dikombinasi dengan beta-bloker atau digoxin.
·         Hati-hati bila diberikan pada penderita dengan bradikardia berat (dibawah 50 denyut/menit) atau hambatan atrioventrikuler tingkat 1.
·         Bila pengobatan dengan diltiazem hendak dihentikan, dosis harus diturunkan secara bertahap dan gejala-gejala yang mungkin timbul diawasi secara teliti.
·         Penderita diperingatkan untuk tidak menghentikan pengobatan tanpa petunjuk dokter.
·         Hati-hati bila diberikan pada penderita payah jantung kongestif.
·         Penurunan tekanan darah sehubungan pengobatan dengan diltiazem kadang-kadang dapat menimbulkan hipotensi simptomatik.
·         Keamanan pemakaian pada anak-anak belum diketahui dengan pasti.
·         Hati-hati bila diberikan pada wanita menyusui
INTERAKSI OBAT
·         Diltiazem dapat meningkatkan kadar digoxin dalam darah.
·         Dengan obat penghambat beta : dapat terjadi bradikardia, sinus berat, hipotensi, gagal jantung kongestif dan meningkatkan resiko penghambat A-V.
·         Obat antihipertensi : dapat meningkatkan efek obat antihipertensi.
·         Carbamazepine : dapat menaikkan tingkat plasma carbamazepine yang menyebabkan timbulnya gejala-gejala toksik oleh carbamazepine..
·         Anestesi : dapat terjadi potensiasi penurunan kontraktilitas, konduktifitas dan otomatisitas jantung seperti dilatasi vaskuler.
KEMASAN
Diltiazem 30 mg, Dus, 10 tablet.
9.      VALSARTAN TAB

DOSIS DAN INDIKASI
·         Untuk hipertensi         : 80-160 mg/hari peroral
Dosis pemeliharaan     : 80-320 mg/hari PO
·         Untuk gagal jantung kongestif
40 g PO setiap 12 jam
Dosis pemeliharaan     : 40-160 mg PO setiap 12 jam ; tidak melebihi 320 mg/hari
·         Pada pasien pasca terapi infark miokardium karena disfungsi ventrikel kiri jantung
o   Dapat dimulai > 12 jam setelah infark miokard (MI)
o   20 mg PO setiap 12 jam awalnya, 12 jam setelah MI, kemudian meningkat menjadi 40 mg PO setiap 12 jam dalam waktu 7 hari
o   Pemeliharaan   : dititrasi 160 mg PO setiap 12 jam

KONTRA INDIKASI
Gangguan fungsi hati berat, sirosis, obstruksi empedu, menyusui, hipersensitif terhadap komponen obat.
                   FARMAKOKINETIK
·         Absorbsi bioavailabilitas
Bioavailabilitas absolut tablet valsartan adalah sekitar 25 % ( kisaran : 10-35 % ). Bioavailabilitas suspensi extemporaneously disiapkan ( lihat rekonstitusi bawah dosis dan administrasi ) adalah 1,6 kali lebih besar daripada tablet.
Konsenrasi plasma puncak dari valsartan mencapai sekitar 2-4 jam setelah administrasi oral.
·         Onset
Efek antihipertensi dari valsartan jelas dalam waktu 2 minggu, dengan maksimum pengurangan BP setelah 4 minggu.
·         Makanan
Makanan dapat menurunkan tingkat dan luasnya ( misalnya ; AUC menurun sekitar 40 % ) dari penyerapan valsartan.
·         Populasi khusus
Pada pasien dengan penyakit hati kronis ringan sampai sedang, paparan sistemik valsartan adalah double.
·         Distribusi
Valsartan melintasi plasenta dan didistribusikan dalam janin hewan.
Valsartan didistribusikan ke dalam susu pada tikus ; tidak diketahui apakah valsartan didistribusikan ke susu manusia.
·         Protein plasma binding
Valsartan         : 95 % ( terutama albumin )
·         Metabolisme
Valsartan dimetabolisme dihati, tapi enzim yang tepat yang bertanggung jawab tidak diketahui enzim. CYP tidak muncul untuk memainkan peran.
·         Eliminasi
Rute eliminasi
Valsartan dieliminasi terutama sebagai obat berubah dalam tinja ( 83 % ) dan urin ( 13 % ).
·         Waktu paruh
Biexponential ; rata-rata paruh valsartan adalah sekitar 6 jam setelah administration IV
Klirens valsartan serupa pada orang dewasa dan anak-anak.
·         Populasi khusus
Valsartan tidak dihapus ( eliminasi ) oleh hemodyalisis.
       FARMAKODINAMIK
Hormon aktif dari RAAS adalah angiotensin II yang dibentuk oleh angiotensin I melalui kerja ACE. Angiotensin II terikat pada reseptor-reseptor yang spesifik pada membran sel berbagai macam jaringan. Ia memiliki efek fisiologis yang sangat luas, termasuk yang terutama adalah keterlibatannya baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap pengaturan tekanan darah. Sebagai vasokonstriktor yang kuat, angiotensin II berpengaruh langsung terhadap tekanan darah. Sebagai tambahan ia memicu retensi natrium dan merangsang sekresi aldosteron.
Valsartan adalah antagonis reseptor angiotensin II yang kuat, spesifik dan aktif dengan pemberian secara oral. Ia bekerja secara efektif pada reseptor subtipe AT 1 yang bertanggung jawab terhadap kerja angiotensin II yang telah diketahui. Reseptor subtipe 2 tidaklah berhubungan dengan efek kardiovaskular.
Valsartan tidak menghambat ACE, yang mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II dan memecah bradikinin oleh karena tidak mempengaruhi ACE dan tidak memiliki potensiasi terhadap bradikinin / substansi P, antagonis angiotensin II tidaklah berhubungan dengan batuk.
Penghentian mendadak tidak menimbulkan hipertensi balik atau kejadian-kejadian yang merugikan lainnya.
EFEK SAMPING
-          Infeksi virus
-          Kelelahan
-          Sakit perut
-          Pusing
-          Hipotensi
-          Pusing postural
-          Hiperkalemia
-          Arthralgia
-          Diare
-          Sakit punggung pada pasien dengan CHF

CARA PEMBERIAN
Obat ini bisa dikonsumsi dengan atau tanpa makanan. Konsumsi obat ini pada waktu yang sama tiap harinya, cara ini akan membantu Anda mengingat untuk mengomsumsi obat secara teratur. Khususnya untuk obat cair, kocok botolnya sekitar 10 detik sebelum mengomsumsi obat ini.
HAL YANG DIPERHATIKAN
-          Terhadap kehamilan
-          Terhadap ibu menyusui
-          Terhadap anak-anak
-          Terhadap hasil laboratorium

10.  BLOPRES 8 MG TAB

INDIKASI
Hipertensi dan gagal jantung

KONTRA INDIKASI
·         Hamil dan menyusui
·         Penderita yang hipersensitif terhadap komponen-komponen yang terkandung dalam Blopres
·         Kerusakan hati yang berat dan atau kolestasis
FARMAKOKINETIK
Angiotensin II adalah hormon vasoaktif utama pada sistim renin-angiotensin aldosteron dan sangat berperan pada patofisiologi hipertensi, gagal jantung dan gangguan kardiovaskular lin. Angiotensin II juga berperan penting pada patogenesis kerusakan dan hipertropi organ target.
Efek fisiologi utama dari angiotensin II seperti vasokonstriksi, perangsangan aldosteron. Pengaturan homeostatis air dan garam, dan perangsangan pertumbuhan sel adalah melalui AT 1.
Bolpres adalah produg yang digunakan per oral. Produg tersebut berubah menjadi bentuk aktifnya yaitu candesartan sewaktu diabsorbsi di saluran pencernaan dengan mengalami hidrolisa ester. Bolpres adalah antagonis reseptor angiotensin II, yang selektif  terhadap reseptor AT 1, ikatannya sangat kuat dan terlepas dari reseptor secara perlahan-lahan. Candesartan tidak mempunyai efek agonis.
Candesartan tidak menghambat ACE yang mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II dan mengubah bradikinin. Tidak mempengaruhi ACE dan tidak ada efek potensiasi terhadap braadikinin/substansi P. Pada percobaan klinis terkontrol yang membandingkan blopres dengan ACE inhibitors, frekuensi batuk lebih rendah pada pasien yang menerima blopres. Cndesartan tidak berikatan/menghambat reseptor hormon lain.
FARMAKODINAMIK
Candesartan menghambat efek angiotensin II tergantung pada dosis. Setelah pemberian 1 minggu dosis 8 mg candesartan satu kali sehari, efek inhibisinya adalah sekitaar 90 % pada konsentrasi puncak, dengan inhibisi yang masih bertahan 50 % selama 24 jam. Konsentrasi plasma angiotensin I dan angiotensin II dan plasma renin activity (PRA), meningkt tergantung dari dosis setelah pemberian oral dan pengulangan dosis candesartan pada subjek sehat, hipertensi dan gagal jantung. Aaktivitas ACE tidak berubah pada subjek sehat setelah pemberian candesartan berulang. Pemberian dosis candesartan satu kali sehari sampai 16 mg pada subjek sehat tidak mempengruhi konsentrasi aldosteron plasma, tetapi menurunkan konsentrasi plasma aldosteron ketika diberikan pada dosis 32 mg pada pasien hipertensi. Disamping efek candesartan terhadap sekresi aldosteron, sedikit efek terhadap natrium serum juga ditemukan.
EFEK SAMPING
-          Hipotensi
-          Hiperkalemia
-          Gangguan ginjal
-          Terjadi peningkatan kreatinin, urea, dan kalium
-          Leukopenia, neutropenia, agranulositosis
-          Pusing, sakit kepala, mual
-          Meningkatnya enzim hati

CARA PEMBERIAN
Pemberian blopres sekali sehari sebelum makan atau setelah makan
            HAL YANG DIPERHATIKAN
-          Gagal ginjal
-          Hemodialisa
-          Stenosis arteri renalis
-          Transplantasi ginjal
-          Hipotensi
-          Anestesi dan operasi
-          Stenosis katup aorta dan mitral
-          Hiperldosterol primer
-          Hiperkalemia

11.  CO-APROVEL 300 MG

INDIKASI
 Hipertensi esensiaI
KONTRA INDIKASI
HamiI dan Iaktasi
EFEK SAMPING
Sakit kepaIa, wajah kemerahan, trauma muskuIoskIetaI
INTERAKSI OBAT
SupIemen K, diuretik hemat k, Iitium, AINS
DOSIS
Dosis awaI dan pemeIiharaan : 150 mg/hari, dapat ditingkatkan sampai 300 mg
PEMBERIAN OBAT
Diberikan sebeIum atau sesudah makan

12.  CO-DIOVAN 80/12.5 MG TAB

INDIKASI
Hipertensi
KONTRA INDIKASI
HamiI, Iaktasi, pasien diaIisis, gangguan hati berat, sirosis biIier, dan koIestasis, anuria, gangguan ginjaI berat, hipokaIemia refrakter, hiponatremia, hiperkaIemia, dan hiperurisemia simptomatik.
EFEK SAMPING
Sakit kepaIa, dispepsia, diare, nyeri tungkai, infeksi saIuran napas, panas, pusing, Iemah, batuk, muaI, sinusitis, faringitis, infeksi virus, nyeri dada, rinitis, ISK, nyeri perut, frekuensi miksi, nyeri Iengan, bronkitis, dispneu, keseIeo, pengIihatan abnormaI, artritis, kram tungkai, impotensi, insomnia, ruam.
INTERAKSI OBAT
sitotoksik,antikoIinergik, mrtiIdopa, koIestiramin, vit D, garam Ca, sikIosporin, supIemen K, diuretik hemat K, Iitium, derivat kurare, antihipertensiaIin, AINS Iain,, kortikosteroid, ACTH, amfoterisin, karbenoksoIon, penisiIin G, derivat asam saIisiIat, insuIin, antidiabetes oraI, aIIopurinoI, amantadin, diazoxid.
DOSIS
1        tabIet/hari
PEMBERIAN OBAT
Di berikan sebeIum dan sesudah makan

13.  TENSIVASK 5 MG TABLET

INDIKASI
            Amlodipine diindikasikan untuk pengobatan hipertensi dan dapat digunakan sebagai bahan tunggal untuk mengontrol tekanan darah pada sebagian besar penderita. Penderita-penderita yang tidak cukup terkontrol bila hanya menggunakan obat antihipertensi tunggal dapat lebih menguntungkan dengan pemberian Amlodipine yang dikombinasikan dengan diuretik thiazide, inhibitor β-adrenoreceptor, atau inhibitor angiotensin-converting enzyme. Amlodipine juga digunakan untuk pengobatan Prinzmetal variant angina dan chronic stable angina pectotis. Amlodipine dapat digunakan sendiri sebagai monoterapi atau dikombinasikan dengan obat-obat antiangina lainnya.
            KONTRAINDIKASI
            Pasien yang sensitif terhadap Dihydropyridine. Syok kardiogenik, aortic stenosis yang nyata secara klinik, angina tidak stabil (kecuali Prinzmetal angina).
            FARMAKOKINETIKA
            Setelah pemberian dosis terapeutik secara oral, amlodipine diabsorpsi dengan baik dan kadar puncak dalam plasma tercapai 6-12 jam setelah pemberian. Volume distribusi amlodipine kira-kira 20 liter/kg. Waktu paruh eliminasi plasma terminal adalah sekitar 35-50 jam dan konsisten pada pemberian dosis sehari sekali. Kadar mantap dalam plasma tercapai 7-8 hari setelah pemberian secara terus menerus sehari sekali. Sebanyak 97,5% amlodipine dalam sirkulasi terikat protein plasma.
            Amlodipine sebagian besar dimetabolisme menjadi metabolit inaktif dimana 10% senyawa asal dan 60% metabolit diekskresikan melalui urin. Pada penderita hipertensi, pemberian dosis sehari sekali memberikan penurunan tekanan darah yang signifikan secara klinis baik pada posisi tertentang maupun berdiri setelah interval waktu 24 jam. Karena mula kerja yang lambat maka tidak terjadi hipotensi akut setelah pemberian amlodipine.
Pada penderita angina, pemberian dosis sehari sekali meningkatkan waktu exercise total dan menurunkan frekuensi serangan angina dan konsumsi tablet nitrogliserin. Amlodipine tidak mempengaruhi efek metabolit atau perubahan-perubahan lipid (lemak) dalam plasma.
            EFEK SAMPING
Amlodipine ditoleransi dengan baik. Pada penelitian klinik dengan kontrol plasebo yang mencakup penderita dengan hipertensi dan angina, efek samping yang umum terjadi adalah sakit kepala, edema, lelah, mengantuk, mual, sakit perut, flushing, jantung berdebar, dan pusing. Tidak ada kelainan-kelainan tes laboratorium yang signifikan secara klinis yang berkaitan dengan Amlodipine.
            CARA PEMBERIAN
Diberikan sebelum atau sesudah makan.
            HAL YANG DIPERHATIAKAN
·         Untuk hipertensi maupun angina, dosis awal adalah 5 mg Amlodipine satu kali sehari, dapat ditingkatkan sampai dosis maksimum 10 mg tergantung respon pasien secara individual dan berat penyakit.
·         Pasien bertubuh kecil, pasien yang lemah atau pasien lanjut usia, atau pasien dengan gagal fungsi hati dapat dimulai dengan dosis 2,5 mg Amlodipine satu kali sehari dan dosis ini dapat digunakan ketika Amlodipine ditambahkan dengan terapi antihipertensi lain.
·         Dosis yang dianjurkan untuk chronic stable atau angina vasospastik adalah 5-10 mg, dan dosis yang lebih rendah untuk pasien lanjut usia dan pasien gagal fungsi hati.
·         Tidak diperlukan penyesuaian dosis Amlodipine pada pemberian bersama-sama dengan diuretik thiazide, β-blocker dan inhibitor angiotensin-converting enzyme.
·         Untuk anak-anak: Tidak ada penelitian penggunaan Amlodipine pada anak-anak.
14.  TENAZIDE TAB
Tenazide adalah obat yang digunakan untuk mengobati hipertensi (tekanan darah tinggi), gagal jantung kronis, dan nefropati diabetik. Obat ini digunakan jika anti hipertensi tunggal tidak memberikan respon yang memadai. Tenazide mengandung kombinasi Enalapril maleate, obat yang termasuk golongan angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor dan hydrochlorothiazide, diuretik yang termasuk ke dalam kelas tiazid. Berikut ini adalah informasi lengkap Tenazide yang disertai tautan merk-merk obat lain dengan nama generik yang sama.

PABRIK

Combiphar
GOLONGAN
Harus dengan resep dokter

KEMASAN

Tenazide dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :
§  Dos 30 tablet

KANDUNGAN

Tiap tablet Tenazide mengandung zat aktif (nama generik) sebagai berikut :
§  Enalapril maleate 10 mg
§  Hydrochlorothiazide 25 mg

SEKILAS TENTANG ZAT AKTIF (NAMA GENERIK)

Enalapril adalah obat yang digunakan untuk mengobati hipertensi (tekanan darah tinggi), nefropati diabetik, dan beberapa jenis gagal jantung kronis. Obat ini adalah obat anti hipertensi yang termasuk kelas angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor. Enalapril adalah prodrug yang terhidrolisis di dalam hati menjadi enalaprilat. Enalaprilat mencegah konversi angiotensin I menjadi angiotensin II, suatu zat vasokonstriktor endogen. Penghambatan ini menyebabkan kadar angiotensin II menurun. Penurunan angiotensin II mengakibatkan peningkatan aktivitas renin plasma dan mengurangi sekresi aldosteron (hormon yang menyebabkan retensi air dan Natrium). Hal ini menyebabkan terjadinya vasodilatasi dan penurunan tekanan darah.
Hidroklorotiazid atau disingkat HCT adalah obat diuretik yang termasuk ke dalam kelas tiazid. Hidroklorotiazid sering digunakan sebagai obat anti hipertensi yang bekerja dengan cara mengurangi kemampuan ginjal untuk menyerap terlalu banyak natrium yang bisa menyebabkan retensi cairan. Selain itu obat ini juga menurunkan resistensi pembuluh darah perifer sehingga terjadi penurunan tekanan darah.

INDIKASI

Berikut ini adalah beberapa kegunaan Tenazide :
§  Tenazide digunakan untuk menurunkan tekanan darah (hipertensi) untuk pasien yang tidak memberikan respon yang cukup memadai jika diobati dengan anti hipertensi tunggal.
§  Obat ini tidak digunakan sebagai terapi awal.

KONTRA INDIKASI

§  Jangan menggunakan obat ini pada pasien yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap Enalapril atau obat-obat yang termasuk ACE inhibitor lain.
§  Jangan menggunakan hidroklorotiazid pada pasien yang mempunyai riwayat alergi terhadap hidroklorotiazid atau obat-obat derivat sulfonamid.
§  Jangan menggunakan Tenazide jika Anda sedang hamil karena obat ini bisa membahayakan bayi yang belum lahir. Segera hentikan penggunaan obat ini jika Anda sedang hamil.
§  Pengobatan dengan Tenazide tidak boleh dilakukan terhadap orang-orang yang memiliki riwayat angioedema (herediter atau idiopatik).
§  Jangan menggunakan aliskiren dan Tenazide secara bersamaan pada pasien dengan diabetes melitus.

EFEK SAMPING TENAZIDE

Efek samping Tenazide yang mungkin terjadi adalah sebagai berikut :
§  Efek samping yang paling umum adalah peningkatan serum kreatinin, pusing, dan sinkop.
§  Batuk juga sering terjadi karena peningkatan kadar bradikinin.
§  Efek samping lainnya adalah kemungkinan terjadinya hipotensi (tekanan darah rendah) dan gagal ginjal akut. Hentikan pemakaian obat ini bila tekanan darah sistolik turun menjadi < 90 mm Hg, atau kalium meningkat > 6 mmol/l, atau kreatinin meningkat 50% atau > 3 mg/dl.
§  Obat ini juga bisa menyebabkan hiperkalemia yang terjadi terjadi karena penurunan kadar aldosteron,  hormon steroid yang berfungsi menahan natrium dan mengekskresi kalium.
§  Efek samping yang jarang tetapi sangat berbahaya akibat pemakaian obat yang mengandung Enalapril adalah angioneurotik edema, yang biasanya timbul pada bulan pertama pemakaian.
§  Obat-obat ACE inhibitors diketahui bersifat teratogenik sehingga tidak boleh diberikan pada wanita hamil.
§  Anemia aplastik, agranulositosis, leukopenia, anemia hemolitik, trombositopenia, efek pada kulit misalnya ruam, sindrom stevens-johnson, dermatitis eksfoliatif termasuk nekrolisis epidermal toksik, kadang terjadi terutama pada pemakaian melebihi dosis yang dianjurkan.
§  Pengguna alkohol, barbiturat, dan narkotika bisa meningkatkan efek samping hidroklorotiazid  berupa penurunan tekanan darah yang drastis.
§  Gangguan sistem metabolisme akibat pemakaian hidroklorotiazid seperti peningkatan level asam urat, gula darah dan kolesterol.
§  Efek samping lainnya adalah :  Sakit kepala, kelelahan, nyeri perut dan dada, pusing, mual, muntah, diare, infeksi saluran pernafasan atas, asthenia, dan ruam.

PERHATIAN

Hal-hal yang harus diperhatikan pasien saat menggunakan Tenazide adalah sebagai berikut
§  Gunakan obat pada pagi hari. Jika dosis anda 2x sehari, dosis kedua harus digunakan sebelum jam 6 pagi.
§  Segera hentikan pemakaian obat jika anda positif hamil, karena obat-obat yang termasuk ACE inhibitor dapat menyebabkan cedera dan kematian pada janin.
§  Baik enalapril ataupun Hidroklorotiazid disekresi dalam ASI dan tidak direkomendasikan untuk digunakan saat menyusui.
§  Keamanan dan efektivitas obat ini pada pasien anak belum ditetapkan. Penggunaan pada anak-anak bisa dilakukan jika pengendalian tekanan darah dengan cara lain tidak efektif.
§  Tenazide hanya digunakan dalam pengawasan dokter, terutama pada permulaan terapi untuk antisipasi terjadinya penurunan tekanan darah yang drastis. Penurunan tekanan darah secara drastis bisa menyebabkan pusing, sakit kepala dan penurunan kewaspadaan. Jangan mengemudi dan mengoperasikan mesin yang membutuhakn kewaspadaan tinggi.
§  Jika mengalami tanda-tanda atau gejala angioedema seperti : pembengkakan wajah, mata, bibir, lidah, laring dan ekstremitas, kesulitan dalam menelan atau bernapas, suara serak segera hubungi dokter anda.
§  Segera hubungi dokter jika mengalami infeksi (misalnya, sakit tenggorokan, demam) yang bisa saja merupakan tanda terjadinya neutropenia atau edema progresif yang berhubungan dengan proteinuria dan sindrom nefrotik.
§  Kadar elektrolit harus dipantau secara periodik terutama pada pasien usia lanjut atau pemakaian hidroklorotiazid dosis tinggi.
§  Hati-hati jika diberikan pada penderita penyakit ginjal berat, atau penyakit hati yang progresif.
§  Berkonsultasi dengan dokter jika anda berkeringat secara berlebihan, dehidrasi, muntah, atau diare karena dapat menyebabkan penurunan tekanan darah yang drastis akibat berkurangnya cairan tubuh.
§  Perhatian khusus perlu diberikan kepada pasien dengan bilateral renal artery stenosis atau pasien dengan ginjal tunggal penderita unilateral renal artery stenosis, penderita penyakit vaskular kolagen, aortic atau mitral valve stenosis, dan pasien dengan riwayat gangguan ginjal.
§  Jangan menghentikan pemakaian Tenazide tanpa diketahui dokter.

PENGGUNAAN OLEH WANITA HAMIL

FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) mengkategorikan Hidroklorotiazid kedalam kategori B dengan penjelasan sebagai berikut :
penelitian pada reproduksi hewan tidak  menunjukkan resiko pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada wanita hamil / Penelitian pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin, tapi studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada wanita hamil tidak menunjukkan resiko pada janin di trimester berapapun.
Sedangkan Enalapril masuk kategori D dengan penjelasan sebagai berikut :
Terbukti beresiko terhadap janin manusia berdasarkan bukti-bukti empiris yang didapatkan dari investigasi, pengalaman marketing maupun  studi terhadap manusia. namun jika benefit yang diperoleh dipandang lebih tinggi dari resiko yang mungkin terjadi, obat ini bisa diberikan.
Beberapa bukti menunjukkan Enalapril bisa menyebabkan cedera dan kematian janin. Obat ini dapat mengakibatkan kerusakan ginjal janin dan oligohidramnion (tidak cukup cairan ketuban). Oleh karena itu, sebaiknya dipilih terapi penurun tekanan darah yang lain.

INTERAKSI OBAT

Di bawah ini adalah interaksi obat-obat yang mengandung Enalapril dan Hidroklorotiazid dengan obat-obat lain jika digunakan secara bersamaan :
§  Penggunaan bersamaan dengan obat-obatan antidiabetes (insulin, agen hipoglikemik oral) dapat menyebabkan peningkatan efek penurunan kadar glukosa. Penyesuaian dosis obat anti diabetes baik oral maupun insulin mungkin perlu dilakukan.
§  Penggunaan bersamaan dengan NSAID, termasuk selektif COX-2 inhibitor, dapat mengakibatkan kerusakan fungsi ginjal, termasuk mungkin gagal ginjal akut. NSAID juga menyebabkan efek antihipertensi Tenazide menurun.
§  Enalapril dan hidroklorotiazid dapat meningkatkan kadar serum dan toksisitas lithium.
§  Penggunaan bersamaan dengan obat-obat yang mempengaruhi renin-angiotensin system (RAS) seperti angiotensin receptor blocker, ACE inhibitor (termasuk captopril), atau aliskiren bisa meningkatkan terjadinya resiko hipotensi, hiperkalemia, dan kerusakan fungsi ginjal.
§  Jika digunakan bersamaan dengan barbiturat, atau anda pengguna alkohol dan narkotika, efek samping berupa hipotensi ortostatik dapat terjadi.
§  Cholestyramine mengurangi penyerapan hidroklorotiazid di usus sehingga bisa mengurangi efektivitasnya.
§  Pemberian bersama obat kortikosteroid bisa meningkatkan gangguan elektrolit terutama hipokalemia.

DOSIS

Tenazide diberikan dengan dosis sebgai berikut :
§  Dosis dewasa : 1 x sehari 1-2 tablet

15.  DOPAMET TAB ( METHYLDOPA )
INDIKASI
·         Hipertensi essensial ringan dan berat
·         Hipertensi nefrogenik
·         Hiperten saat kehamilan
KONTRA INDIKASI
·         Hipersensitiv
·         Sirosis hati
·         Hepatitis akut


FARMAKODINAMIK
·         Dopamet mengandung Methyldopa yang merupakan obat antihipertensi (obat untuk menurunkan tekanan darah). Efek antihipertensi methyldopa diperoleh dari zat aktif hasil metabolisme obat tersebut : alphamethylnoradrenaline, yang menurunkan tekanan arteri (pembuluh darah) dengan merangsang central inhibitory alpha-adrenergic receptors, false neurotransmision, dan atau menurunkan aktivitas renin dalam darah.
FARMAKOKINETIK
·         Onset: PO 3-6 jam; IV 4-6 jam
·         Durasi: PO 12-24 jam; IV 10-16 jam
·         Penyerapan: 50%
·         Protein Ikatan: Minimal
·         Vd: 0,6 L / kg
·         Metabolisme: Hati
·         Metabilte: Methyldopa-o-sulfat (mungkin aktif), 3-metoksi-metildopa (tidak aktif)
·         Ekskresi: Urin (70%), Tinja (30-50%)
·         dialyzable: Ya (HD; menghilangkan 60%; PD menghilangkan jumlah yang lebih rendah)

               EFEK SAMPING
·         Ruam kulit
·         Mulut kering
·         Sakit kepala
·         Lesu
·         Hidung tersumbat
·         Gangguan saluran cerna
·         Peningkatan berat badan
·         Edema
·         Impotensi

CARA PEMBERIAN
·         Diberikan sebelum atau sesudah makan
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
  • Sebelum diberikan pengobatan methyldopa sebaiknya dilakukan pemeriksaan hematologi (seperti Hb, Hematokrit, dan hitung sel darah merah).
  • Pemeriksaan fungsi hati sebaiknya dilakukan berkala, khususnya 6 – 12 minggu setelah mulai pengobatan.
  • Penggunaan methyldopa pada ibu hamil atau diduga hamil perlu mempertimbangkan manfaat dan risiko yang dapat terjadi.
16.  CATAPRES INJ (CLONIDINE HCL)
INDIKASI
·         Hipertensi
KONTRA INDIKASI
·         Hipersensitivitas
·         Sindroma sick sinus
·         Pemblokan atrio ventrikular stadium2 atau 3
FARMAKODINAMIK
·         simpatolitik Tengah melalui stimulasi reseptor alfa pusat; Hasil berkurang aliran simpatis, menyebabkan penurunan PVR, HR, BP, dan resistensi pembuluh darah ginjal; menghasilkan presinaptik dan postjunctional alpha-2 adrenoreseptor analgesia dengan mencegah transmisi sinyal rasa sakit ke otak.
·         Postynaptic alph2- stimulasi agonis mungkin mengatur aktivitas subkortikal di korteks prefrontal, yang dapat mengatur adalah otak yang bertanggung jawab untuk perhatian, emosi, dan perilaku dan penyebab berkurang hyperactifity, distractibility, dan impulsif.
FARMAKOKINETIK
·         Penyerapan
Bioavailabilitas: segera rilis (75-85% , rilis diperpanjang (89%)
Onset: <1 jam (2-4 jam puncak efek tekanan darah)
Durasi: 6-10 jam
Waktu puncak plasma: 1-3 jam (segera rilis: 7-8 jam (diperpanjang rilis)
·         Ditribution
Protein terikat: 20-40%
Vd: 2,9 L / kg
·         Metabolisme
Hati
·         Eliminasi
Paruh: 12-16 jam
Ekskresi: 40-60%
EFEK SAMPING
·         Pusing
·         Kantuk
·         Kelelahan
·         Sedasi
·         Mulut kering
·         Hidung tersumbat
CARA PEMBERIAN
·         Diberikan sebelum atau sesudah makan
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
·         Penghentian obat secara tiba-tiba. Gangguan ritme dan konduksi sistem AV pada jantung, gagal ginjal, gangguan perfusi serebral atau perifer, depresi, polineuropati, konstipasi, gangguan dalam mengemudi atau mengoperasikan mesin.
·         Sebelum menggunakan obat ini, informasikan dokter Anda tentang daftar obat Anda saat ini, produk toko (contoh, vitamin, suplemen herbal, dll.), alergi, penyakit yang sudah ada, dan kondisi kesehatan saat ini (contoh, kehamilan, operasi yang akan datang, dll.). Beberapa kondisi kesehatan dapat membuat Anda kebal pada efek samping obat. Konsumsi seperti yang diarahkan oleh dokter Anda atau ikuti petunjuk yang tercetak dalam brosur produk. Dosis berdasarkan kondisi Anda. Katakan pada dokter Anda jika kondisi Anda berlanjut atau memburuk. Poin-poin konseling penting dijabarkan dibawah ini.
·         Hamil, berencena untuk hamil atau menyusui
·         Jangan mengemudi atau mengoperasikan mesin

17.  TENACE TABLET

Tenace adalah obat yang digunakan untuk mengobati hipertensi (tekanan darah tinggi), gagal jantung kronis, dan nefropati diabetik. Tenace mengandung Enalapril maleate, obat yang termasuk golongan angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor. Berikut ini adalah informasi lengkap Tenace yang disertai tautan merk-merk obat lain dengan nama generik yang sama.

PABRIK

Combiphar

GOLONGAN

Harus dengan resep dokter

KEMASAN

Tenace dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :
§  Dos 60 tablet 5 mg
§  Dos 60 tablet 10 mg

KANDUNGAN

Tiap tablet Tenace mengandung zat aktif (nama generik) sebagai berikut :
§  Enalapril maleate 5 mg/tablet
§  Enalapril maleate 10 mg/tablet

INDIKASI

Berikut ini adalah beberapa kegunaan Tenace (Enalapril) :
§  Tenace (Enalapril) digunakan untuk menurunkan tekanan darah (hipertensi) baik secara tunggal atau dalam kombinasi dengan anti hipertensi lain terutama diuretik golongan tiazid.
§  Untuk pengobatan gagal jantung kongestif simtomatik, biasanya dikombinasikan dengan diuretik dan digitalis. Pengobatan ini mampu mengurangi gejala, meningkatkan daya tahan pasien saat beraktivitas atau berolah raga, mengurangi insiden kekambuhan dan menurunkan frekuensi rawat inap bahkan menurunkan tingkat kematian.
§  Mengobati disfungsi ventrikel kiri asimtomatik (tanpa gejala klinis yang stabil). Tenace (Enalapril) menurunkan laju perkembangan gagal jantung terbuka dan menurunkan frekuensi rawat inap pasien gagal jantung.

KONTRA INDIKASI

§  Jangan menggunakan obat ini pada pasien yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap Enalapril atau obat-obat yang termasuk ACE inhibitor lain.
§  Jangan menggunakan Tenace (Enalapril) jika Anda sedang hamil karena obat ini bisa membahayakan bayi yang belum lahir. Segera hentikan penggunaan obat ini jika Anda sedang hamil.
§  Pengobatan dengan Tenace (Enalapril) tidak boleh dilakukan terhadap orang-orang yang memiliki riwayat angioedema (herediter atau idiopatik).
§  Jangan menggunakan aliskiren dan Tenace (Enalapril) secara bersamaan pada pasien dengan diabetes melitus.

EFEK SAMPING TENACE

Efek samping Tenace (Enalapril) yang mungkin terjadi adalah sebagai berikut :
§  Efek samping yang paling umum adalah peningkatan serum kreatinin, pusing, dan sinkop.
§  Batuk juga sering terjadi karena peningkatan kadar bradikinin.
§  Efek samping lainnya adalah kemungkinan terjadinya hipotensi (tekanan darah rendah) dan gagal ginjal akut. Hentikan pemakaian obat ini bila tekanan darah sistolik turun menjadi < 90 mm Hg, atau kalium meningkat > 6 mmol/l, atau kreatinin meningkat 50% atau > 3 mg/dl.
§  Obat ini juga bisa menyebabkan hiperkalemia yang terjadi terjadi karena penurunan kadar aldosteron,  hormon steroid yang berfungsi menahan natrium dan mengekskresi kalium.
§  Efek samping yang jarang tetapi sangat berbahaya akibat pemakaian obat yang mengandung Enalapril adalah angioneurotik edema, yang biasanya timbul pada bulan pertama pemakaian.
§  Obat-obat ACE inhibitors diketahui bersifat teratogenik sehingga tidak boleh diberikan pada wanita hamil.
§  Efek samping lainnya adalah :  Sakit kepala, kelelahan, nyeri perut dan dada, pusing, mual, muntah, diare, infeksi saluran pernafasan atas, asthenia, dan ruam.

PERHATIAN

Hal-hal yang harus diperhatikan pasien saat menggunakan Tenace (Enalapril) adalah sebagai berikut :
§  Segera hentikan pemakaian obat jika anda positif hamil, karena obat-obat yang termasuk ACE inhibitor dapat menyebabkan cedera dan kematian pada janin.
§  Obat ini disekresi dalam ASI dan tidak direkomendasikan untuk digunakan saat menyusui.
§  Keamanan dan efektivitas obat ini pada pasien anak belum ditetapkan. Penggunaan pada anak-anak bisa dilakukan jika pengendalian tekanan darah dengan cara lain tidak efektif.
§  Tenace (Enalapril) hanya digunakan dalam pengawasan dokter, terutama pada permulaan terapi untuk antisipasi terjadinya penurunan tekanan darah yang drastis. Penurunan tekanan darah secara drastis bisa menyebabkan pusing, sakit kepala dan penurunan kewaspadaan. Jangan mengemudi dan mengoperasikan mesin yang membutuhakn kewaspadaan tinggi.
§  Jika mengalami tanda-tanda atau gejala angioedema seperti : pembengkakan wajah, mata, bibir, lidah, laring dan ekstremitas, kesulitan dalam menelan atau bernapas, suara serak segera hubungi dokter anda.
§  Segera hubungi dokter jika mengalami infeksi (misalnya, sakit tenggorokan, demam) yang bisa saja merupakan tanda terjadinya neutropenia atau edema progresif yang berhubungan dengan proteinuria dan sindrom nefrotik.
§  Sebaiknya jangan menggunakan obat diuretik hemat kalium atau suplemen yang mengandung kalium atau pengganti garam kalium selama menggunakan Tenace (Enalapril), karena ada potensi hiperkalemia.
§  Berkonsultasi dengan dokter jika anda berkeringat secara berlebihan, dehidrasi, muntah, atau diare karena dapat menyebabkan penurunan tekanan darah yang drastis akibat berkurangnya cairan tubuh.
§  Perhatian khusus perlu diberikan kepada pasien dengan bilateral renal artery stenosis atau pasien dengan ginjal tunggal penderita unilateral renal artery stenosis, penderita penyakit vaskular kolagen, aortic atau mitral valve stenosis, dan pasien dengan riwayat gangguan ginjal.
§  Jangan menghentikan pemakaian Tenace (Enalapril) tanpa diketahui dokter.

PENGGUNAAN OLEH WANITA HAMIL

FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) mengkategorikan Enalapril kedalam kategori D dengan penjelasan sebagai berikut :
Terbukti beresiko terhadap janin manusia berdasarkan bukti-bukti empiris yang didapatkan dari investigasi, pengalaman marketing maupun  studi terhadap manusia. namun jika benefit yang diperoleh dipandang lebih tinggi dari resiko yang mungkin terjadi, obat ini bisa diberikan.
Beberapa bukti menunjukkan obat ini bisa menyebabkan cedera dan kematian janin. Enalapril dapat mengakibatkan kerusakan ginjal janin dan oligohidramnion (tidak cukup cairan ketuban). Oleh karena itu, sebaiknya dipilih terapi penurun tekanan darah yang lain.       INTERAKSI OBAT
Di bawah ini adalah interaksi obat-obat yang mengandung Enalapril dengan obat-obat lain jika digunakan secara bersamaan :
§  Pada awal-awal penggunaan bersamaan dengan obat-obat diuretik bisa mengakibatkan pengurangan berlebihan tekanan darah. Sebaiknya kurangi dosis awal Tenace (Enalapril).
§  Peningkatan risiko hiperkalemia jika digunakan bersamaan dengan diuretik hemat kalium (spironolactone, amiloride, triamterene, dan lain-lain) dan suplemen Kalium.
§  Penggunaan bersamaan dengan obat-obatan antidiabetes (insulin, agen hipoglikemik oral) dapat menyebabkan peningkatan efek penurunan kadar glukosa.
§  Penggunaan bersamaan dengan NSAID, termasuk selektif COX-2 inhibitor, dapat mengakibatkan kerusakan fungsi ginjal, termasuk mungkin gagal ginjal akut. Efek antihipertensi ACE inhibitor, termasuk Tenace (Enalapril), dapat dilemahkan oleh NSAID.
§  Dapat meningkatkan kadar serum dan toksisitas lithium.
§  Penggunaan bersamaan dengan obat-obat yang mempengaruhi renin-angiotensin system (RAS) seperti angiotensin receptor blocker, ACE inhibitor (termasuk captopril), atau aliskiren bisa meningkatkan terjadinya resiko hipotensi, hiperkalemia, dan kerusakan fungsi ginjal.
§  Licorice dapat memperburuk hipertensi.

DOSIS TENACE

Tenace (Enalapril) diberikan dengan dosis sebgai berikut :
§  Dosis dewasa untuk hipertensi
Oral :
Dosis awal : 1 x sehari 5 mg, pada waktu tidur.
Dosis pemeliharaan : 10 – 40 mg/ hari, dalam dosis tunggal atau dibagi dalam 2 dosis. Bisa ditingkatkan menjadi 40 mg/hari dalam 2 dosis.
Dosis maksimum : 40 mg/hari, dalam dosis tunggal atau dibagi dalam 2 dosis.
Jika dikombinasikan dengan diuretik :
Dosis awal : 1 x sehari 2.5 mg. Sebaiknya diuretik dihentikan dulu 2 – 3 hari sebelum mulai menggunakan Tenace (Enalapril). Jika diperlukan, terapi diuretik secara bertahap dilanjutkan.
Parenteral :
1.25-5 mg, secara intravena selama 5 menit setiap 6 jam
§  Dosis dewasa untuk gagal jantung kongestif
Oral :
Dosis awal : 1 x sehari 2.5 mg.
Dosis pemeliharaan : 2.5 – 20 mg/hari dalam 2 dosis. Bisa ditingkatkan menjadi 40 mg/hari dibagi dalam 2 dosis.
Dosis maksimum : 40 mg/hari dibagi dalam 2 dosis.
§  Dosis dewasa untuk disfungsi ventrikel kiri
Oral :
Dosis awal : 2 x sehari 2.5 mg.
Dosis pemeliharaan : 20 mg/hari dalam 2 dosis bagi.
Setelah Dosis awal, pasien harus diamati selama minimal 2 jam dan sampai tekanan darah stabil selama setidaknya satu jam lagi. Jika dikombinasikan dengan diuretik, sebaiknya dan bila memungkinkan dosis diuretik dikurangi untuk mengurangi kemungkinan hipotensi.

PENYESUAIAN DOSIS UNTUK PENDERITA GANGGUAN GINJAL

Untuk pasien dengan klirens kreatinin, CrCl ≤ 30 mL / menit :
Oral :
1 x sehari 2.5 mg. Bisa ditingkatkan secara bertahap sampai tekanan darah stabil. Maksimal 40 mg/hari sebagai dosis tunggal atau dibagi dalam 2 dosis.
Parenteral (intravena) :
0.625 mg setiap 6 jam. Dosis dapat ditingkatkan berdasarkan respon pasien.

18.  RESERPIN TAB
INDIKASI
Hipertensi esensial ringan, juga digunakan sebagai terapi tambahan dengan obat hipertensi lain pada kasus hipertensi yang lebih berat.
KONTRA INDIKASI
 Riwayat depresi mental, ulkus peptikum aktif, kolitis ulseratif, hamil, menyusui. 
FARMAKOKINETIK
 Setelah pemberian oral penyerapan hingga 40%, dan bioavailabilitas dekat dengan 50-60%.Menanggapi protein plasma - 96%.Konsentrasi tertinggi di darah tetap dalam 2 jam.Obat ini mampu menembus jaringan plasenta dan diekskresikan dalam ASI.Isolasi reserpin dan turunannya terjadi dalam dua tahap: tahap alpha paruh sekitar 4,5 jam dalam tahap beta dekat 271 jam.Sekitar 8% dari dosis diekskresikan dalam urin dan 62% - dalam tinja.
FARMAKODINAMIK
 Mekanisme kerja dari reserpin terkait dengan melemahnya aksi persarafan simpatis ke sistem peredaran darah: penurunan resistensi perifer, penurunan denyut jantung, penghambatan sekresi renin . memiliki efek menyedihkan pada sistem saraf (dalam dosis besar bertindak seperti neuroleptik ).Meningkatkan motilitas usus dan sekresi eksokrin.Reserpin memiliki masa laten yang panjang dan durasi yang lebih lama dari tindakan.
EFEK SAMPING
Saluran cerna : muntah, diare, mual, anoreksia, mulut kering, hipersekresi.
·         Kardiovaskular : aritmia (terutama jika diberikan bersama-sama digitalis dan kuinidin), sinkop, gejala menyerupai angina, bradikardi, edema.
·         Saluran napas : dispne, epistaksis, kongesti nasal.
·         Neurologik : sindroma parkinson dan gejala ekstrapiramidal bersifat jarang, pusing, sakit kepala, ansietas, depresi, gelisah, mengantuk.
·         Muskuloskeletal : nyeri otot.
·         Metabolik : peningkatan berat badan.
·         Panca indera : tuli, glaukoma, uveitis, injeksi konjungtiva.
·         Reaksi hipersensitivitas : purpura, ruam kulit, pruritus.
·          Lain-lain: pseudolaktasi, impotensi, disuri, ginekomastia, penurunan libido.  

CARA PEMBERIAN
 0,25 – 0,5 mg sehari dibagi dalam 2-3 dosis.

HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

·         reserpin dapat menyebabkan depresi mental. Obat ini harus dihentikan bila ada tanda-tanda depresi seperti despondensi, insomnia dini hari, kurang nafsu makan, impotensi, atau merasa diri tak berguna.
·         Karena reserpin meningkatkan motilitas dan sekresi saluran cerna, ia harus digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan riwayat tukak peptik, kolitis ulserativa atau batu empedu (kolik empedu dapat terjadi).
·         Pemberian obat pada pasien hipertensi dengan insufisiensi ginjal harus dilakukan dengan hati-hati, karena sulit terjadi penurunan tekanan darah.

19.  BISOPROLOL FUMARAT

INDIKASI
 Bisoprolol diindikasikan untuk hipertensi, bisa digunakan sebagai monoterapi atau dikombinasikan dengan antihipertensi lain.

KONTRA INDIKASI
Hipersensitif terhadap bisoprolol fumarat
Bisoprolol dikontraindikasikan pada penderita cardiogenic shock, kelainan jantung, AV blok tingkat II atau III, bradikardia sinus.
Farmakokinetik:
            Bioavailabilitas dosis oral 10 mg adalah sekitar 80%. Absorpsi tidak dipengaruhi oleh adanya makanan. Metabolisme lintas pertama bisoprolol fumarat sekitar 20%. Ikatan dengan protein serum sekitar 30%. Konsentrasi puncak plasma pada dosis 5-20 mg terjadi dalam 2-4 jam, dan nilai puncak rata-rata berkisar dari 16 ng/ml pada 5 mg hingga 70 ng/ml pada 20 mg. Pemberian bisoprolol fumarat sekali sehari memperlihatkan adanya variasi kadar plasma puncak intersubyek kurang dari dua kali lipat. Waktu paruh eliminasi plasma adalah 9-12 jam dan sedikit lebih lama pada penderita usia lanjut, hal ini disebabkan menurunnya fungsi ginjal. Steady state dicapai dalam 5 hari, pada dosis sekali sehari. Akumulasi plasmanya rendah pada penderita usia muda dan tua; faktor akumulasi berkisar antara 1,1 sampai 1,3, sesuai dengan yang diharapkan dari kinetik urutan pertama dan pemberian sekali sehari. Konsentrasi plasma pada dosis 5-20 mg adalah proporsional. Karakteristik farmakokinetik dari kedua enansiomer adalah serupa.
Bisoprolol fumarat dieliminasi melalui ginjal dan bukan ginjal, sekitar 50% dari dosis, tetap dalam bentuk utuh di urin dan sisanya dalam bentuk metabolit tidak aktif. Kurang dari 2% diekskresikan melalui feses. Bisoprolol fumarat tidak dimetabolisme oleh sitokrom P450 II D6 (debrisoquin hidroksilase).
Pada subyek dengan bersihan kreatinin kurang dari 40 ml/menit, waktu paruh plasma meningkat kira-kira 3 kali lipat dari orang sehat. Pada penderita sirosis hati, eliminasi bisoprolol fumarat lebih bervariasi dalam hal kecepatan dan secara signifikan lebih lambat dari orang sehat, dengan waktu paruh plasma berkisar antara 8,3 hingga 21,7 jam.
FARMAKODINAMIK
Mekanisme kerja antihipertensi dari bisoprolol belum seluruhnya diketahui. Faktor-faktor yang terlibat adalah:
  1. Penurunan curah jantung
  2. Penghambatan pelepasan renin oleh ginjal.
  3. Pengurangan aliran tonus simpatis dari pusat vasomotor pada otak.
            Pada orang sehat, pengobatan dengan bisoprolol menurunkan kejadian takikardia yang diinduksi oleh aktivitas fisik dan isoproterenol. Efek maksimum terjadi dalam waktu 1-4 jam setelah pemakaian. Efek tersebut menetap selama 24 jam pada dosis ≥5 mg. Penelitian secara elektrofisiologi pada manusia menunjukkan bahwa bisoprolol secara signifikan mengurangi frekuensi denyut jantung, meningkatkan waktu pemulihan sinus node, memperpanjang periode refrakter AV node dan dengan stimulasi atrial yang cepat, memperpanjang konduksi AV nodal. Bisoprolol juga dapat diberikan bersamaan dengan diuretik tiazid. Hidroklorotiazid dosis rendah (6,25 mg) digunakan bersamaan dengan bisoprolol fumarat untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi ringan samapai sedang.
EFEK SAMPING
  • Sistem saraf pusat: dizziness, vertigo, sakit kepala, parestesia, hipoaestesia, ansietas, konsentrasi berkurang.
  • Sistem saraf otonom: mulut kering.
  • Kardiovaskular: bradikardia, palpitasi dan gangguan ritme lainnya, cold extremities, klaudikasio, hipotensi, hipotensi ortostatik, sakit dada, gagal jantung.
  • Psikiatrik: insomnia, depresi.
  • Gastrointestinal: nyeri perut, gastritis, dispepsia, mual, muntah, diare, konstipasi.
  • Muskuloskeletal: sakit otot, sakit leher, kram otot, tremor.
  • Kulit: rash, jerawat, eksim, iritasi kulit, gatal-gatal, kulit kemerah-merahan, berkeringat, alopesia, angioedema, dermatitis eksfoliatif, vaskulitis kutaneus
  • Khusus: gangguan visual, sakit mata, lakrimasi abnormal, tinitus, sakit telinga.
  • Metabolik: penyakit gout.
  • Pernafasan: asma, bronkospasme, batuk, dispnea, faringitis, rinitis, sinusitis.
  • Genitourinaria: menurunnya libido/impotensi, penyakit Peyronie, sistitis, kolik ginjal.
  • Hematologi: purpura
  • Lain-lain: kelemahan, letih, nyeri dada, peningkatan berat badan.

CARA PEMBERIAN
Dosis awal 5 mg sekali sehari atau dosis dapat ditingkatkan menjadi 10-20 mg sekali sehari. Pada penderita bronkospastik, gangguan hati (hepatitis atau sirosis) dan gangguan ginjal (bersihan kreatinin kurang dari 40 ml/menit), dengan dosi awal 2,5 mg sekali sehari.
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
  • Hati-hati bila diberikan pada penderita kelainan ginjal dan hati.
  • Obat-obat golongan beta bloker sebaiknya tidak diberikan pada penderita kelainan jantung.
  • Pada penderita bronkospastik sebaiknya tidak diberikan obat-obatan golongan beta bloker karena sifat sektivitas beta-1 yang relatif, tetapi bisoprolol dapat digunakan secara hati-hati pada penderita bronkospastik yang tidak menunjukkan respon atau tidak toleran terhadap pengobatan antihipertensi lain.
  • Beta bloker dapat menutupi beberapa bentuk hipoglikemia khususnya takikardia. Oleh karena itu penderita hipoglikemia atau diabetes yang mendapat insulin atau obat-obatan hipoglikemik harus hati-hati. Begitu juga dengan penggunaan bisoprolol fumarat.
20.  NOPERTEN 5 TAB
Noperten adalah obat yang digunakan untuk mengobati hipertensi (tekanan darah tinggi), gagal jantung kongestif, infark miokard akut, dan nefropati diabetik. Noperten mengandung Lisinopril, obat yang termasuk golongan inhibitor angiotensin-converting enzyme (ACE). Berikut ini adalah informasi lengkap Noperten yang disertai tautan merk-merk obat lain dengan nama generik yang sama.
GOLONGAN
Harus dengan resep dokter


            KEMASAN
Noperten dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :
§  Dos 5 x 6 tablet 5 mg
§  Dos 5 x 6 tablet 10 mg

KANDUNGAN
Tiap tablet Noperten mengandung zat aktif (nama generik) sebagai berikut :
§  Lisinopril 5 mg/tablet
§  Lisinopril 10 mg/tablet
            Lisinopril adalah obat yang digunakan untuk mengobati hipertensi (tekanan darah tinggi), gagal jantung kongestif, infark miokard akut, dan nefropati diabetik. Obat ini adalah obat anti hipertensi yang termasuk kelas inhibitor angiotensin-converting enzyme (ACE).
Lisinopril bekerja dengan cara mencegah konversi angiotensin I menjadi angiotensin II, suatu zat vasokonstriktor endogen. Penghambatan ini menyebabkan kadar angiotensin II menurun. Penurunan angiotensin II mengakibatkan peningkatan aktivitas renin plasma dan mengurangi sekresi aldosteron (hormon yang menyebabkan retensi air dan Natrium). Hal ini menyebabkan terjadinya vasodilatasi dan penurunan tekanan darah.

            INDIKASI

Berikut ini adalah beberapa kegunaan Noperten (Lisinopril) :
§  Untuk mengobati hipertensi dan kelainan-kelainan pada organ jantung seperti : gagal jantung kongestif dan infark miokardial akut.
§  Obat ini juga digunakan untuk meningkatkan kelangsungan hidup setelah mengalami serangan jantung.
§  Bisa untuk mencegah terjadinya komplikasi akibat penyakit diabetes melitus misalnya pada ginjal (nefropati diabetik).

KONTRA INDIKASI

§  Jangan menggunakan obat ini pada pasien yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap Lisinopril atau obat-obat yang termasuk ACE inhibitor lain.
§  Jangan menggunakan Noperten (Lisinopril) jika Anda sedang hamil karena obat ini bisa membahayakan bayi yang belum lahir. Segera hentikan penggunaan obat ini jika Anda sedang hamil.
§  Pengobatan dengan Noperten (Lisinopril) tidak boleh dilakukan terhadap orang-orang yang memiliki riwayat angioedema (herediter atau idiopatik).
§  Jika anda penderita diabetes melitus dan sedang menggunakan obat-obatan yang mengandung aliskiren, jangan menggunakan Noperten (Lisinopril).

EFEK SAMPING NOPERTEN

Efek samping Noperten (Lisinopril) yang pernah dilaporkan adalah sebagai berikut :
§  Efek samping yang paling umum adalah batuk, yang terjadi karena peningkatan kadar bradikinin.
§  Efek samping lainnya adalah kemungkinan terjadinya hipotensi dan gagal ginjal akut. Hentikan pemakaian obat ini bila tekanan darah sistolik turun menjadi < 90 mm Hg, atau kalium meningkat > 6 mmol/l, atau kreatinin meningkat 50% atau > 3 mg/dl.
§  Obat ini juga bisa menyebabkan hiperkalemia yang terjadi terjadi karena penurunan kadar aldosteron,  hormon steroid yang berfungsi menahan natrium dan mengekskresi kalium.
§  Efek samping yang jarang tetapi sangat berbahaya akibat pemakaian obat yang mengandung Lisinopril adalah angioneurotik edema, yang biasanya timbul pada bulan pertama pemakaian.
§  Obat-obat ACE inhibitors diketahui bersifat teratogenik sehingga tidak boleh diberikan pada wanita hamil.
§  Efek samping lainnya adalah :  Sakit kepala, kelelahan, nyeri perut dan dada, pusing, mual, muntah, diare, infeksi saluran pernafasan atas, asthenia, dan ruam.

PERHATIAN

Hal-hal yang harus diperhatikan pasien saat menggunakan Noperten (Lisinopril) adalah sebagai berikut :
§  Segera hentikan pemakaian obat jika anda positif hamil, karena obat-obat yang termasuk ACE inhibitor dapat menyebabkan cedera dan kematian pada janin.
§  Karena kurangnya data pengamatan, produsen obat-obat yang mengandung Lisinopril merekomendasikan ibu menyusui untuk tidak menggunakan obat ini guna menghindari efek buruk terhadap bayi.
§  Keamanan dan efektivitas obat ini pada pasien anak belum ditetapkan. Penggunaan pada anak-anak bisa dilakukan jika pengendalian tekanan darah dengan cara lain tidak efektif.
§  Noperten (Lisinopril) hanya digunakan dalam pengawasan dokter, terutama pada permulaan terapi untuk antisipasi terjadinya penurunan tekanan darah yang drastis. Penurunan tekanan darah secara drastis bisa menyebabkan pusing, sakit kepala dan penurunan kewaspadaan. Jangan mengemudi dan mengoperasikan mesin yang membutuhakn kewaspadaan tinggi.
§  Jika mengalami tanda-tanda atau gejala angioedema seperti : pembengkakan wajah, mata, bibir, lidah, laring dan ekstremitas, kesulitan dalam menelan atau bernapas, suara serak segera hubungi dokter anda.
§  Segera hubungi dokter jika mengalami infeksi (misalnya, sakit tenggorokan, demam) yang bisa saja merupakan tanda terjadinya neutropenia atau edema progresif yang berhubungan dengan proteinuria dan sindrom nefrotik.
§  Sebaiknya jangan menggunakan obat diuretik hemat kalium atau suplemen yang mengandung kalium atau pengganti garam kalium selama menggunakan Noperten (Lisinopril), karena ada potensi hiperkalemia.
§  Berkonsultasi dengan dokter jika anda berkeringat secara berlebihan, dehidrasi, muntah, atau diare karena dapat menyebabkan penurunan tekanan darah yang drastis akibat berkurangnya cairan tubuh.
§  Jangan menghentikan pemakaian Noperten (Lisinopril) tanpa diketahui dokter








Komentar